×
Masyarakat Indonesia khususnya dunia industri pangan roti-rotian dalam penggunaan tepung telur mayoritas masih impor karena minimnya produsen tepung telur di Indonesia. Cara mengurangi nilai impor, peneliti memilih untuk mengolah telur menjadi produk olahan tepung telur. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu mengetahui proses produksi, daya terima konsumen, nilai fungsional fisikokimia dan nilai ekonomi dari tepung telur. Metode yang digunakan dalam proses produksi yaitu pengeringan cabinet dryer, cara untuk mengetahui daya terima konsumen menggunakan uji sensori kemudian untuk menentukan sampel terbaik menggunakan uji De Garmo. Pengujian fungsional dengan melalui uji pH, daya buih dan kelarutan air. Uji fisikokimia dengan menggunakan uji kadar air dan kadar protein. Berdasarkan uji organoleptik sampel terpilih adalah dengan konsentrasi maltodekstrin 1,5%. Hasil analisis fisik rendemen tertinggi konsentrasi maltodekstrin 2% sebesar 22%. Hasil analisis fungsional nilai pH tertinggi pada konsentrasi maltodekstrin 1,5% yaitu sebesar 7,30%, daya buih sebesar 13,10% dan kelarutan air sebesar 46,35%. Hasil uji analisis kimia kadar air dan kadar protein dihasilkan sebesar 8,2% dan 38,89%. Pengemasan tepung telur menggunakan dua jenis yaitu kemasan primer dengan plastik klip polypropylene dan kemasan sekunder dengan kertas duplex. Adapun ukuran kemasan yang digunakan lebar 2,5cm, tinggi 16cm, panjang 10cm kapasitas 25g. Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi meliputi HPP sebesar Rp 25.983,- BEP unit sebesar 3.938, POT selama 15 bulan, ROI sebelum pajak 6,66% dan sesudah pajak 6,45% serta NPV sebesar Rp56.914.030. Hasil B/C ratio sebesar 1,19 sehingga didapatkan hasil bahwa usaha tepung telur dengan penambahan konsentrasi maltodekstrin menguntungkan sehingga layak untuk terus dijalankan.