Latar Belakang : Salah satu fenomena gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas udara di dalam ruangan adalah Sick Building Syndrome (SBS). Pada PT X ditemukan adanya keluhan yang dirasakan karyawan adalah sakit kepala, kulit kering, mules, dan hidung berair. Hal ini menunjukkan adanya kejadian SBS pada karyawan PT X. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kelembaban udara dan intensitas pencahayaan dengan sick building syndrome pada karyawan Departemen K3 PT X sektor transportasi.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan Departemen K3 PT X yang berjumlah 81 orang dengan sampel penelitian sebanyak 81 orang yang diambil menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu hygrometer untuk mengukur kelembaban udara, lux meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pencahayan, dan kuesioner SBS untuk mengukur SBS. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi spearman rank dan uji regresi linier berganda.
Hasil : Hasil uji korelasi spearman rank antara kelembaban udara dengan SBS menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan p value = 0,000 (p < 0 xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed>
Simpulan : Ada hubungan yang signifikan antara kelembaban udara dan intensitas pencahayaan dengan SBS pada karyawan departemen K3 PT X Jakarta dengan variabel yang paling berpengaruh adalah kelembaban udara.