×
Permintaan akan pangan terutama beras sebagai makanan pokok semakin
meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Berkurangnya lahan pertanian
berakibat pada budidaya lahan intensif yang menyebabkan degradasi lahan.
Degradasi lahan menjadi penyebab penurunan kesuburan tanah sehingga penilaian
indeks kesuburan tanah diperlukan sebagai arahan rekomendasi pengelolaan yang
sesuai untuk meningkatkan produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui tingkat kesuburan tanah pada lahan sawah konvensional, semi organik,
dan organik di Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri, mengetahui
pengaruh sistem budidaya lahan sawah terhadap kesuburan tanah, mengkaji faktor
penentu kesuburan tanah pada lahan, dan menentukan rekomendasi pengelolaan
yang sesuai pada lahan sawah. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2022
hingga Februari 2023 dengan menggunakan metode survei deskriptif eksploratif
melalui pendekaran survei lapangan dan analisis laboratorium. Pengambilan
sampel tanah dilakukan secara purposive sampling berdasarkan hasil overlay peta
sistem budidaya sawah, peta tanah, peta kemiringan lereng, dan peta curah hujan
yang menghasilkan 12 Satuan Peta Lahan (SPL) dengan 3 ulangan. Penilaian
kesuburan tanah diperoleh dari hasil Principal Component Analysis (PCA) dan
skoring. Analisis data menggunakan Pearson Correlation Analysis, uji T, uji one
way ANOVA, dan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Tingkat kesuburan
tanah pada berbagai sistem budidaya lahan sawah termasuk dalam kelas sedang
dengan nilai kesuburan tanah tertinggi pada sawah organik sebesar 0,66, sawah
semi organik sebesar 0,57, dan nilai terendah pada sawah konvensional sebesar
0,55. Sistem budidaya lahan sawah berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah.
Faktor penentu kesuburan tanah antara lain pH, C-organik, P tersedia, K tersedia,
Ca dapat ditukar, KTK, dan kejenuhan Aluminium. Arahan pengelolaan yang
sesuai pada lahan sawah yaitu dengan penambahan bahan organik ke dalam tanah.