DAS Dodokan tergolong status mutu air cemar ringan berdasarkan hasil pemantauan BWS NT 1 tahun 2022. Status mutu air yang tidak memenuhi tersebut disebabkan oleh tingginya beban pencemaran dari kegiatan masyarakat seperti pertanian. Penyebab lainnya adalah kegiatan penduduk yang langsung mengalirkan air limbah ke badan sungai tanpa melalui pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Informasi terkait beban pencemaran pada DAS Dodokan dapat menjadi acuan dalam pengendalian pencemaran dan meningkatkan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban pencemaran maksimum dan beban pencemaran aktual, mengidentifikasi potensi beban pencemaran non-point source sektor domestik dan pertanian, serta mengetahui status mutu air pada DAS Dodokan, Lombok. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran. Pengambilan sampel dilakukan pada empat titik yakni hulu, tengah 1, tengah 2, dan hilir. Pemilihan lokasi pengambilan sampel didasarkan pada keterbedaan aktivitas tiap titik. Parameter yang diteliti adalah TSS, BOD, Total Fosfat, Nitrat, dan Amonia. Pengukuran parameter dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia, serta pengukuran debit dilakukan berdasarkan Instruksi Kerja Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka No. QA/HDR/03/2009. Hasil dari analisis data ini adalah parameter BOD dan Total Fosfat telah melampaui ambang batas di semua titik pantau. Konsentrasi terukur BOD terendah adalah 3,50 mg/L yang mana telah melampaui baku mutu yakni 3 mg/L. Konsentrasi Total Fosfat terendah mencapai 0,72 mg/L sedangkan baku mutu hanya 0,2 mg/L. Parameter TSS dan Nitrat masih dalam batas aman sebab konsentrasi terukur tertinggi berturut turut mencapai 18 mg/L dan 5,89 mg/L. Kedua parameter tersebut masih dibawah baku mutu kelas II yakni 50 mg/L dan 10 mg/L. Hasil analisis parameter Amonia hanya melebihi baku mutu yakni pada titik Tengah II yaitu 0,24 mg/L. Status mutu air pada semua titik pantau tergolong cemar ringan karena nilai indesk tidak melebihi 5.