Produk mie termasuk produk pangan yang digemari oleh masyarakat di Indonesia salah satunya di Kabupaten Madiun dan sekitarnya. Produk olahan mie biasanya terbuat dari bahan dasar tepung terigu, tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang diimpor langsung dari luar negeri. Upaya agar dapat mengurangi impor biji gandum maka dilakukan inovasi pembuatan mie dengan penambahan  tepung menggunakan sumber daya alam lokal seperti tepung mocaf (Modified Cassava Flour) dan tepung porang serta penambahan warna alami dari ekstrak klorofil daun singkong. Penelitian ini dilakukan inovasi pembuatan mie basah substitusi tepung porang dengan penambahan ekstrak klorofil daun singkong bertujuan untuk mengurangi ketergantungan tepung terigu di masyarakat dan dapat memberikan nilai gizi yang dibutuhkan. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan tepung porang yaitu (10%, 15% dan 20%). Analisis yang dilakukan pada dilakukan antara lain analisis sensoris, mutu kimia (kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, HCN, aktivitas antioksidan), analisis fisik (uji warna dan elastisitas), dan analisis kelayakan ekonomi. Hasil dari analisis sensoris didapatkan perlakuan terbaik yang diterima panelis yaitu pada mie basah dengan perlakuan 10% tepung porang. Hasil analisis mutu kimia antara lain : kadar air 41,24%; abu 2,74%; protein total 5,74%; lemak 7,59%; karbohidrat 42,69%; aktivitas antioksidan 4,07%; HCN mie basah 18,72%. Analisis fisik : uji warna (L* 58,42 ; a* -5,17 ; b* 23,97). Hasil analisis kelayakan ekonomi : biaya produksi Rp25.961.316 ; Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp7.211; laba kotor Rp10.038.684 dan laba bersih Rp10.023.684; BEP unit = 1.514 unit dan BEP rupiah = Rp15.140.058; ROI = 18,2% ; B/C ratio 1,387 ; Pay out time (POT) 6 bulan.