×
Dinamika sosial ekonomi yang terjadi menuntut adanya jaminan atau proteksi agar tercipta ekonomi yang inklusif pada setiap lapisan masyarakat. Sepanjang rangkaian hidup manusia banyak terjadi momentum khusus seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian dimana mendatangkan banyak individu lain untuk membantu. Petani hidup bermasyarakat tetap mengupayakan terpenuhinya kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya mereka. Masyarakat petani khususnya dijawa memiliki hubungan jaringan sosial yang menjadi budaya kuat dan berfungsi sebagai proteksi sosial informal. Hubungan ini diharapkan menjadi solusi ketika dibutuhkan atau dalam kondisi terdesak. Budaya sambatan, nyumbang, rewang, mayoni tonggo dan arisan menjadi alternatif ketika dibutuhkan. Penelitian ini membidik Desa Senden yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Desa Balecatur yang terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah ini memiliki keberagaman potensi demografi serta karakteristik penduduk sehingga menarik untuk ditelusuri terkait implementasi hubungan jaringan sosial yang sudah menjadi tradisi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan pola sumbang-menyumbang yang terbentuk dan perannya dalam ekonomi rumah tangga sehingga suatu tradisi dapat bertahan. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner serta kajian literatur pada pustaka dan sumber lain yang terkait. Metode kuantitatif diaplikasikan melalui penggunaan prosedur eksperimental yang di desain dengan teknik Game Solidaritas serta pengajuan beberapa pertanyaan tertutup dalam skala likert. Data kemudian di analisis secara deskriptif serta menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 pola sumbang-menyumbang yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu pola kedekatan dengan tujuan, kedekatan sukarela, pengembalian dengan nominal sama, pengembalian dengan nominal berbeda dan pola keinginan. Aktivitas sumbang-menyumbang dipengaruhi oleh kedekatan lokasi tempat tinggal maupun kekerabatan, keinginan untuk mempererat kekeluargaan, serta rasa iba atau empati. Peran sumbangan terhadap masyarakat adalah munculnya rasa keterbantuan ketika menerima sumbangan sehingga saat ini masih diandalkan masyarakat. Faktor-faktor yang mendukung terciptanya solidaritas sosial yang terimplementasi melalui kegiatan sumbang-menyumbang, sambatan, dan rewang adalah adanya kewirausahaan sosial melalui skema melariskan tetangga, serta pembagian resiko dimana munculnya rasa aman dan nyaman ketika kegiatan dilakukan. Dalam proses nyumbang-menyumbang individu perlu mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi dalam mengalokasikan pendapatan. Penting untuk mempertahankan tradisi khusunya nilai altruism yang ada. Perlu adanya penelitian lanjutan sejenis mengenai tradisi.