ABSTRAK
Aulia Rahma Fitrianti.2023. Peran Perempuan Dalam Usaha Batik di Laweyan.Skripsi. Pembimbing (1) Prof. Dr. Sariyatun.M.Pd.,M.Hum (2) Prof. Dr. Leo Agung S., M.Pd. Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
Penelitian ini bertujuan untuk1) mendeskripsikan perkembangan usaha batik di Laweyan, 2) menganalisa peran perempuan dalam perspektif kehidupan masyarakat Jawa, 3) mendeskripsikan peran perempuan di usaha batik Laweyan.
Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi pustaka. Sumber data terdiri dari informan, observasi langsung dan dokumen. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan thematic analysis. 
Hasil penelitian 1). Perkembangan usaha batik Laweyan mulai tumbuh pada awal abad XV. Kampung Laweyan berkembang sebagai pemukiman, yang sebagian besar warganya menggeluti usaha tenun, lalu menjadi usaha Batik. Laweyan kembali tenar di awal abad ke 20, Ketika usaha batik tumbuh pesat, hingga melahirkan para saudagar yang kekayaanya melebihi kaum bangsawan keratin. Kampung Batik Laweyan memiliki andil dalam perjuangan kekuatan ekonomi bangsa melawan relasi kuasa bangsa penjajah dan pedagang asing. Untuk dapat meningkatkan pendapatan dan juga melestarikan benda budaya sehingga pemerintah kota Surakarta menjadikan wilayah Laweyan sebagai tempat usaha batik dengan konsep rumah sebagai galeri dengan nama Kampung Wisata Batik Laweyan. 2) Masyarakat Jawa adalah sebuah kelompok sosial yang selama ini dinilai telah mempraktikkan budaya patriarki yang kuat. Namun seiring perkembangan zaman kondisi tersebut berubah. Kini di wilayah domestik, perempuan Jawa diberi kebebasan untuk membuat keputusan keluarga, mengatur  tatanan rumah tangganya, dan  mendidik  anak-anak. Perempuan juga diberi kebebasan mengelola hasil pertaniannya dan diberi kesempatan untuk membentuk organisasi di lingkungan untuk memperkuat dan menambah pengetahuannya. Sehingga dalam budaya Jawa, perempuan dan laki-laki ditempatkan  dalam hubungan yang saling melengkapi. Hal ini diwujudkan dari adanya pemahaman terhadap istilah Garwo.. 3). Peran perempuan dalam usaha batik Laweyan sangatlah penting dan signifikan. Sejak zaman dulu, perempuan Laweyan sudah terbiasa memainkan peran penting dalam menghasilkan batik yang berkualitas tinggi dan menjualnya di pasar-pasar tradisional. Mereka terlibat dalam semua tahapan proses produksi, mulai dari memilih motif, mengecat lilin, hingga proses pencucian dan pengeringan. Perempuan Laweyan juga memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sangat penting dalam menjaga keaslian dan kualitas batik Laweyan. Komunitas perajin batik di Laweyan juga mayoritas diisi oleh perempuan, yang memiliki komitmen dan semangat yang tinggi dalam mengembangkan batik Laweyan. Perempuan Laweyan menjadi sosok yang sangat menentukan dalam proses pembuatan batik di Kampung Batik Laweyan. Selain itu para pekerja perempuan juga ikut memasarkan batik dipasaran tradisional hingga diluar Surakarta.