Diperkenalkannya varietas padi Rojolele Srinuk pada tahun 2020 hingga sekarang yang merupakan inovasi perbaikan padi varietas Rojolele dari Pemerintah Kabupaten Klaten yang bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional. Kelebihan varietas ini pada umur, tinggi, dan produktivitas dibandingkan induknya yaitu umur sekitar 120 hari, tinggi sekitar 105 sentimeter, dan produktivitas sebesar 9,22 ton/hektar hampir dua kali lipat dibandingkan Rojolele induk. Desa Delanggu adalah salah satu desa yang menjadi sasaran pengembangan varietas unggulan tersebut dengan mendapatkan fasilitas bantuan benih dan demplot terbanyak yakni 150 kilogram dan 6 hektar. Kondisi adopsi inovasi yang berjalan dengan baik, tidak terlepas dari peran agent of change untuk mencapai tujuan adopsi oleh petani. Penyuluh sebagai seseorang perpanjangan tangan pemerintah mempunyai tugas pokok sebagai agent of change namun perlu mengetahui agent of change lain yang berperan di Desa Delanggu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui agent of change yang berperan dalam adopsi inovasi padi Rojolele Srinuk di Desa Delanggu dan menganalisis peran agent of change yang telah teridentifikasi. Metode penelitian pada penelitian ini metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling serta snowball sampling sebanyak 12 informan serta dilakukan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agent of change yang berperan dalam adopsi inovasi padi Rojolele Srinuk di Desa Delanggu yaitu penyuluh pertanian sebagai agent of change eksternal dan Ketua Sanggar Rojolele sebagai agent of change internal. Peran penyuluh dan Ketua Sanggar Rojolele sebagai agent of change dalam adopsi inovasi padi Rojolele Srinuk diantaranya: a) membangun kesadaran sasaran bahwa perlu perubahan; b) membangun hubungan saling tukar informasi; c) identifikasi masalah yang dihadapi oleh sasaran; d) mendorong niat sasaran untuk berubah; f) mewujudkan niat sasaran menjadi tindakan nyata; g) menjaga kestabilan adopsi dan mencegah ketidaklanjutan adopsi; h) pencapaian target perubahan dan mengakhiri hubungan ketergantungan. Peran yang dilakukan oleh penyuluh telah baik dan cukup baik dalam membangun hubungan saling tukar informasi. Sedangkan peran yang telah dilakukan oleh Ketua Sanggar Rojolele telah baik dengan upaya lebih besar dari penyuluh dalam hal persuasi dan pemasaran.