Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi makhluk hidup sebagai sumber energi untuk aktivitas sehari-hari. Protein adalah salah satu zat gizi yang berperan penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Salah satu pangan yang mengandung protein lengkap adalah daging sapi dengan kandungan asam amino esensial. Konsumsi daging sapi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2016-2020, begitupula konsumsinya di Provinsi Jawa Tengah yang cenderung meningkat setiap tahun dengan konsumsi tertinggi tahun 2021 sebesar 0,020 kg/kapita. Kabupaten Wonogiri memiliki potensi di sektor peternakan yang ditunjukan adanya peningkatan populasi ternak sapi dan produksi daging sapi dari tahun 2019-2021. Rata-rata konsumsi daging sapi di Kabupaten Wonogiri dari tahun 2018-2022 berfluktuatif dengan konsumsi tertinggi sebesar 0,008 kg pada tahun 2022. Meskipun mengalami peningkatan konsumsi, konsumsi protein lainnya seperti daging ayam lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dan elastisitas permintaan daging sapi di Kabupaten Wonogiri.

Metode dasar penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Wonogiri karena memiliki produksi daging sapi yang tinggi di Provinsi Jawa Tengah, namun konsumsinya berfluktuatif sehingga perlu diteliti faktor yang memengaruhinya. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah (1) Uji Asumsi Klasik (2) Analisis regresi linear berganda, meliputi uji koefisien determinasi, uji t, dan uji F (3) Uji Variabel Dominan (4) Uji Elastisitas.

Hasil analisis yaitu nilai adjusted R square sebesar 0,390. Secara bersamasama variabel harga daging sapi, harga daging ayam, harga telur ayam, harga ikan nilai, harga beras, pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan berpengaruh terhadap permintaan daging sapi dengan nilai sig 0,000 < 0> 0,05), jumlah anggota keluarga (sig 0,166 > 0,05), dan pendidikan (sig 0,877 > 0,05) secara parsial tidak berpengaruh terhadap permintaan daging sapi. Variabel yang paling dominan adalah pendapatan rumah tangga dengan nilai standarized coefficient beta 0,497. Nilai elastisitas harga sebesar -5,604 (elastis), elastisitas silang daging ayam (1,808) dan telur ayam (2,900) bersifat substitusi, elastisitas beras (-1,478) bersifat komplementer. Elastisitas pendapatan bernilai 0,493 sehingga daging sapi adalah barang normal.