Pembangunan perusahaan tambang hasil investasi asing mengundang banyak pro dan kontra, seperti halnya pada pembangunan PT Dairi Prima Mineral (PT DPM) di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. PT DPM merupakan perusahaan investasi dari Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd atau NFC dari Tiongkok dengan Bumi Resources Minerals dari Indonesia, menjadi realisasi dari peningkatan pertumbuhan investasi Tiongkok di Indonesia. Keberadaan PT DPM menimbulkan penolakan dari masyarakat Dairi yang berlangsung selama bertahan-tahun hingga telah melewati jalur hukum. Peneliti berusaha menganalisis latar belakang kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia dalam upaya mendapatkan penyelesaian dari permasalahan ini, karena diketahui pemerintah Indonesia mendukung PT DPM. Peneliti menggunakan teori national pride dalam kerangka constructivism oleh Jutta Weldes dalam menganalisis narasi aktor-aktor terkait. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik Critical Discourse Analysis oleh Teun van Dijk berupa naraasi yang diperoleh dari portal berita, report, website resmi, dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa discourse kasus PT DPM terbagi menjadi dua, yaitu mendukung keberadaan PT DPM dan menolak keberadaan PT DPM dengan membahas mengenai dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan sosial. Ditemukan bahwa discourse mendukung PT DPM lebih dominan dengan menekankan pada aspek kepentingan investasi asing, keberlangsungan PT DPM, kepentingan Kab. Dairi, dan kepentingan pemerintah Indonesia. Penyampaian narasi pro didominasi berasa dari aktor politik Indonesia yang membawa discourse national pride.