Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pokok pemikiran terkait kedudukan dan fungsi pihak ketiga dalam akad istishna'dengan pembayaran terbatas pada Perumahan Griya Inayah dalam perspektif ilmu hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan menggunakan pendekatan undang-undang dan pendekatan kontekstual. Sumber bahan hukum yakni, bahan hukum primer dan sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi dokumen. Analisis penelitian dilakukan dengan metode deduksi dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kedudukan pihak ketiga, dalam hal ini notaris, yaitu seseorang yang dipercaya kedua pihak dapat berlaku adil untuk dititipkan sertifikat pada saat pembeli belum melunasi pembayarannya. Notaris sebagai pejabat negara mampu memberikan kepastian hukum, kepastian dan perlindungan hukum; (2) Fungsi dari pihak ketiga yaitu menerima wadi'ahberupa sertifikat rumah pembeli yang belum melunasi pembayaran angsurannya pada developer . Pihak pengembang melakukan tindakan tersebut untuk melindungi hak-hak pembeli dan mencegah keraguan dan kerugian bagi pembeli. Melibatkan pihak ketiga dalam akad istishna' dapat membantu mengurangi terjadinya risiko hal-hal yang tidak diatur dalam kontrak. Dengan demikian, kehadiran pihak ketiga tersebut dapat memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat dalam transaksi. Hal ini dianggap adil karena jika pembayaran pembeli belum lunas dan sertifikat rumah dipegang oleh pengembang , ada potensi bahwa pengembangdapat menjual rumah tersebut kepada pihak lain. Sebaliknya, jika sertifikat rumah dipegang langsung oleh pembeli meskipun pembayaran terlunasi belum lunas, ada risiko calon pembeli dapat kabur tanpa menyelesaikan sisa pembayaran dan menyebabkan kerugian yang signifikan bagi pengembang . Oleh karena itu, laksanakan akad dengan cara yang adil dan proporsional sangat penting untuk kemashlahatan serta menjaga keadilan dan melindungi kepentingan kedua belah pihak.