×
Paham patriarkis yang telah mengakar, melahirkan sebuah naskah gender tertentu yang membuat suatu hal tertentu harus dilakukan oleh gender tertentu dan apabila gender lain yang melakukannya dicap sebagai perilaku yang tidak benar. Begitupun yang terjadi dalam proses kencan untuk mencari jodoh. Terdapat sebuah stigma bahwa laki-laki yang mengambil langkah awal, laki-laki yang memegang kontrol lebih besar dalam pembangunan sebuah hubungan sementara itu, perempuan hanya harus mempercantik diri dan menunggu. Hal ini tentu membuat perempuan terbatas dalam menemukan pasangan ideal sesuai keinginannya. Padahal, sejatinya sosiologi memandang eksistensi gender bahwa posisi perempuan dan laki-laki dalam melakukan upaya-upaya transformasi dan humanisasi adalah setara dimulai dari diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat.Aplikasi Bumble hadir sebagai salah satu gebrakan di dunia kencan modern. Bumble merupakan aplikasi kencan mobile yang melawan peran gender tradisional dengan mengharuskan perempuan untuk memulai komunikasi dengan calon pasangan mereka. Media sosial berbasis lokasi ini memfasilitasi komunikasi antara pengguna yang memiliki ketertarikan satu sama lain. Bumble digadang-gadang sebagai aplikasi kencan daring versi feminis sebab aplikasi ini memnyediakan ruang yang aman bagi wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis proses pencarian jodoh perempuan melalui aplikasi Bumble dan mendeskripsikan kapasitas transformasi gender yang diakibatkan oleh adanya aplikasi Bumble berdasarkan teori techno-feminism. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, yaitu mengeksplorasi suatu kasus secara mendalam, mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Sumber data yang diperoleh dari sumber data primer berupa observasi, wawancara dan dokumentasi, sumber data sekunder berasal dari jurnal, buku dan literatur mengenai aplikasi Bumble, pencarian jodoh, dan teknofeminisme. Informan pada penelitian ini ditentukan menggunakan teknik snowball sampling. Pada penelitian ini menggunakan metode analisis Miles & Huberman yaitu melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori teknofeminisme oleh Judy Wajcman, teori roda cinta oleh Ira Reiss, dan teori penetrasi sosial oleh Altman & Taylor.