×
Tapak bajak merupakan faktor utama yang mengontrol laju infiltrasi di tanah sawah. Tingginya infiltrasi di tanah sawah dan curah hujan yang jatuh melebihi penampang sawah berpotensi banjir, erosi, dan longsor. Perbedaan sistem pengelolaan tanah sawah berpengaruh terhadap infiltrasi tanahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengelolaan sawah terhadap laju infiltrasi menemukan indikator sebagai faktor penentu laju infiltrasi, dan memberikan rekomendasi pengelolaan lahan untuk menjaga infiltrasi tanah. Penelitian dilakukan di Desa Sukomangu dan Desa Joho Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri termasuk penelitian deskriptif eksploratif dengan metode pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling). Wilayah penelitian dibagi menjadi 12 SPL dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 titik sampel. Pengukuran infiltrasi dilakukan langsung di lapangan menggunakan double ring infiltrometer dilanjutkan analisis menggunakan metode Horton. Pengaruh sistem pengelolaan sawah terhadap laju infiltrasi tanah dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Indikator penentu laju infiltrasi dianalisis dengan menggunakan uji korelasi untuk mengidentifikasi sifat-sifat tanah yang berpengaruh lebih besar terhadap infiltrasi tanah. Rekomendasi pengelolaan lahan didasarkan pada indikator/faktor penentu untuk menjaga kondisi infiltrasi tanah.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan sistem pengelolaan sawah di Kecamatan Purwantoro menghasilkan nilai laju infiltrasi tanah yang berbeda. Laju infiltrasi pada pengelolaan sawah organik 2,08 cm/jam, laju infiltrasi pada sawah semi organik 1,83 cm/jam, dan sawah konvensional 1,57 cm/jam. Indikator yang menjadi faktor laju infiltrasi tanah di daerah penelitian adalah C organik, permeabilitas, porositas, dan berat volume. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kondisi infiltrasi tanah pemberian bahan organik berupa pupuk kandang dan kompos jerami padi, minimum tillage, serta terasering.