Penulis Utama | : | Imas Juidah |
NIM / NIP | : | T842008008 |
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) bentuk dan fungsi umpatan; 2) bentuk, referen, dan fungsi eufemisme; 3) konteks komunikasi masyarakat Indramayu; 4) wujud pemanfaatan kajian umpatan, eufemisme, dan konteks komunikasi dalam novel-novel pengarang Indramayu untuk pengembangan buku teks Apresiasi Prosa Fiksi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Adapun pendekatannya yaitu sosiopragmatik. Sumber data penelitian ini yaitu lima novel pengarang Indramayu. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik studi dokumentasi dan wawancara. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teori dan sumber data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, analisis data, dan verifikasi dilakukan bersamaan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Bentuk umpatan dalam novel-novel pengarang Indramayu meliputi excretion, death, body function term, religious term, mother in law, sex term, animal term, imbecilic term, dan general term. Fungsi umpatan yaitu untuk mendapatkan perhatian, untuk mediskreditkan seseorang, untuk memprovokasi, menciptakan identifikasi interpersonal, dan sebagai katarsis. (2) Bentuk eufemisme masyarakat Indramayu meliputi: kata, frasa, dan klausa. Referen eufemisme meliputi: benda dan binatang, bagian tubuh, profesi, penyakit, aktivitas, peristiwa, serta sifat dan keadaan. Fungsi eufemisme yaitu sebagai alat untuk menghaluskan ucapan, sebagai alat untuk merahasiakan sesuatu, dan sebagai alat untuk menolak bahaya. (3) Konteks komunikasi masyarakat Indramayu sebagai berikut. Setting yang digunakan merupakan tempat-tempat umum di Indramayu, Cikedung, dan Tegalurung. Partisipant masih mempertahankan budaya komunikasi lisan dalam berinteraksi. Ends menggambarkan realitas kehidupan masyarakat agraris yang akrab dengan masalah kemiskinan, keterbelakangan, dan kejumudan. Act sequence menggambarkan bahwa komunikasi lisan masih menjadi budaya masyarakat desa. Key yang digunakan memiliki sifat lugas dan ekspresif ketika menyampaikan sesuatu. Instrumentalities menggunakan ragam bahasa nonformal. Norm ofinteraction and interpretation terdiri dari norma pada ruang, norma pada waktu, dan norma pada gerak tubuh. Genre yang digunakan yaitu masyarakat desa cenderung lebih santai, akrab, dan informal. (4) Hasil kajian umpatan, eufemisme, dan konteks komunikasi dalam novel-novel pengarang Indramayu dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran apresiasi prosa fiksi di perguruan tinggi melalui penerapan pendekatan sosiopragmatik.