Dalam beberapa tahun terakhir, platform media sosial telah mengalami perkembangan yang pesat, dengan TikTok muncul sebagai salah satu platform yang paling populer. Format video TikTok yang pendek dan menarik, serta fitur rekomendasi yang dipersonalisasi, telah berhasil menarik perhatian pengguna. Pengguna sangat bergantung pada ulasan dan rekomendasi dari para kreator TikTok saat membuat keputusan pembelian.

Konsep Word of Mouth (WOM) dan Electronic Word of Mouth (E-WOM) memainkan peran penting dalam memengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Influencer Marketing juga telah terbukti menjadi strategi yang efektif dalam pemasaran media sosial, dengan para influencer yang memiliki kredibilitas dan pengikut yang banyak. Konten yang dibuat oleh influencer memiliki nilai informatif yang memengaruhi minat beli pengguna, sementara nilai hiburan juga dapat memengaruhi minat beli tergantung pada karakteristik influencer dan konten yang disampaikan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif eksplanatif untuk menjelaskan pengaruh suatu variabel dengan variabel yang lain untuk menguji suatu hipotesis. Dalam penelitian ini, peneliti menguji pengaruh food vlogger bernama Javafoodie sebagai social media influencer terhadap minat beli produk makanan di kalangan pengikut Generasi Z di TikTok. Kerangka teori Elaboration Likelihood Model akan digunakan, dengan kualitas argumen, kredibilitas sumber, dan daya tarik sumber sebagai variabel independen, dan minat beli sebagai variabel dependen.

Analisis dalam penelitian ini menghasilkan temuan bahwa terdapat pengaruh daya tarik sumber food vlogger sebagai social media influencer terhadap minat beli produk makanan oleh followers Gen Z akun TikTok @javafoodie, sedangkan tidak terdapat pengaruh kredibilitas sumber dan kualitas argumen food vlogger sebagai social media influencer terhadap minat beli produk makanan oleh followers Gen Z akun TikTok @javafoodie.