ABSTRAK  Koro benguk (Mucuna pruriens) merupakan salah satu bahan pakan lokal yang cukup potensial karena mengandung protein 28,94 %, serat kasar 6,71 %, lemak kasar 12,73 %, kalsium 1,5 % dan energi metabolis 2925 kkal/kg. Namun demikian kacang koro juga mengandung HCN 42,5 mg/kg. HCN merupakan zat anti nutrisi sehingga apabila terkonsumsi berdampak negatif pada ternak. Untuk itu perlu adanya pengolahan sebelum dijadikan bahan campuran pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan ransum yang mengandung kacang koro dari berbagai macam hasil pengolahan  terhadap pertambahan bobot badan itik pejantan tegal.  Penelitian ini dilakukan mulai bulan  Agustus 2008 sampai  November 2008 di Cianjur Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancang Acak Kelompok  Penelitian ini menggunakan 125 ekor itik pejantan tegal umur 25 hari dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan masing- masing sebanyak 5 ekor tiap perlakuan dan ulangan. Ransum perlakuan   yang  digunakan adalah  ransum yang tidak mengandung koro benguk (T0), ransum mengandung  21,5 % koro benguk mentah (T1), ransum mengandung  21,5 % koro benguk hasil pencacahan (T2), ransum mengandung 21,5 % koro benguk hasil perebusan (T3), dan ransum mengandung 21,5 % koro benguk hasil fermentasi (T4). Peubah yang diamati meliputi  konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, persentase karkas dan  mortalitas. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan sidik ragam dan Uji Jarak Berganda Duncan.  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa itik pejantan tegal yang diberi ransum  mengandung kacang  koro hasil fermentasi memberikan hasil paling baik pada konsumsi, pertambahan berat badan, dan konversi ransum. Namun, untuk persentase karkas tidak menunjukan perbedaan nyata dibanding dengan itik yang diberi ransum mengandung kacang koro hasil olahan lainya.   Kata kunci:  Koro benguk,  ransum, itik pejantan tegal.