Bencana pada umumnya mampu menyebabkan dampak yang terkait dengan korban jiwa, dampak psikologis, dan kerugian lainnya. Peristiwa yang sedang terjadi di hampir seluruh dunia saat ini adalah terkait suatu virus yang awalnya digolongkan sebagai epidemi dan mengalami perubahan menjadi pandemi. Pandemi yang menjadi bencana non alam dan sedang terjadi saat ini pada seluruh dunia dinamakan dengan COVID-19. Pada Negara Indonesia, Bulan Maret 2020 menjadi bulan pertama kali Indonesia mendapatkan laporan kasus positif COVID-19. Berdasarkan data statistik Pemerintah Jawa Tengah, terdapat 3 (tiga) kota dan atau kabupaten yang dinyatakan sebagai daerah dengan sebaran tertinggi, salah satunya adalah Kota Surakarta dengan 36.369 kasus. Dengan adanya berbagai macam pembatasan sosial bagi masyarakat, maka secara tidak langsung memberikan pengaruh bagi perjalanan penduduk yang terjadi selama ini. Pola perjalanan pada dasarnya terbentuk dari masing-masing wilayah yang memiliki aneka ragam bentuk kegiatan yang ada di tiap guna lahan tersebut dan pada akhirnya akan membentuk suatu matriks asal tujuan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pola perjalanan penyintas COVID-19 terhadap sebaran COVID-19 di Kota Surakarta. Penelitian dilakukan menggunakan teknik analisis regresi logistik multinomial dan pemetaan spasial. Dimana dapat diketahui bahwa pola perjalanan mayoritas terjadi pada penggunaan lahan berupa permukiman, perdagangan dan jasa, fasilitas kesehatan, serta fasilitas pendidikan. Dengan demikian, pola perjalanan penyintas COVID-19 menunjukkan bahwa mayoritas melakukan perjalanan secara internal pada kawasan Kota Surakarta dan berfokus pada tengah kawasan. Berdasarkan hasil perhitungan model regresi menunjukkan bahwa penggunaan lahan, sesi waktu, dan matriks asal tujuan memberikan pengaruh terhadap sebaran COVID-19 di Kota Surakarta. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan peran dan pemahaman agar mampu melakukan sinergitas antara pihak terkait dalam menangani kejadian tidak terduga nantinya selain ketika di masa pandemi COVID-19.