Shella Anggita Pramestika, H0419090. Analisis Sistem Komunikasi Pemerintah dalam Pelestarian Budaya Karapan Sapi (Studi Kasus di Kabupaten Sampang). Penelitian ini di bawah bimbingan Dr. Dwiningyas Padmaningrum, S.P., M.Si. dan Dr. Emi Widiyanti, S.P., M.Si. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pelestarian budaya adalah aktivitas atau kegiatan guna menjaga dan mengembangkan suatu budaya agar terus berlanjut dan terjaga pada perkembangan zaman. Perubahan lingkungan memungkinkan terjadi permasalahan didalam lingkungan. Sistem komunikasi pemerintah menyeleksi informasi pada permasalahan melalui produksi dan reproduksi informasi. Mengacu pada sebuah sistem komunikasi yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi permasalahan berupa kendala pelestarian budaya karapan sapi menggunakan urutan dasar komunikasi S-M-C-R (sender, message, channel, dan receiver).

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem komunikasi pemerintah dalam pelestarian budaya karapan sapi dan menganalisis produksi dan reproduksi pada sistem komunikasi pemerintah dalam pelestarian budaya karapan sapi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdapat 13 orang yang terdiri atas pihak pemerintah kabupaten Sampang pelestari dan masyarakat. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data menggunakan analisis data interaktif. Validitas data  menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem komunikasi pemerintah terdiri dari berbagai elemen dalam mendukung sistem, kualitas pesan dan keterkaitan elemen. Elemen sistem komunikasi terdiri dari unsur komunikasi komunikator terdiri dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, isi pesan berupa pelaksanaan event budaya dan menggunakan media antar pribadi, kelompok, media public dan media massa sesuai kebutuhan. Tingkat kualitas isi pesan dilihat dari kesesuaian informasi yang disampaikan dan informasi yang dibutuhkan. Pada sistem komunikasi terdapat permasalahan event dan perawatan ternak. Kualitas pesan pada penelitian menunjukan informasi yang disampaikan pemerintah belum sesuai dengan informasi yang dibutuhkan pelestari sehingga beberapa permasalahan belum terjawab. Sedangkan ketekaitan elemen dilihat dari hubungan komunikator dan komunikan. Produksi dan reproduksi pada sistem komunikasi pemerintah dalam pelestarian budaya belum mampu terselesaikan sepenuhnya ditandai dengan informasi berhenti pada umpan balik karena berbagai kendala pada sistem seperti keterbatasan kendali sistem atas produksi informasi, keterbatasan anggaran dan minimnya pengetahuan. Sistem komunikasi pemerintah belum mampu menyelesaikan persoalan dan belum mampu mengoptimalkan produksi dan reproduksi sistem sehingga komunikasi tidak berjalan efektif.