Lekatan antara beton dengan baja tulangan merupakan salah satu mekanisme dasar pada struktur beton bertulang. Melalui mekanisme lekatan inilah beton dan baja tulangan bekerja bersama membentuk suatu aksi komposit dalam memikul beban. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan analisis beton bertulang adalah lekatan baja tulangan dengan beton yang baik tanpa mengalami pergelinciran atau pergeseran. Pelat setrip merupakan salah satu material baja yang memiliki penampang berbentuk pipih persegi panjang yang dalam dunia konstruksi biasa digunakan sebagai penguat eksternal pada bagian struktur beton.

Penelitian ini akan mengkaji pengaruh kuat lekat beton menggunakan baja berupa pelat setrip bersirip dengan pembanding pelat setrip polos dan baja tulangan ulir. Material yang digunakan adalah beton normal dengan f'c rencana = 25 MPa, baja pelat setrip 4 mm x 30 mm dengan variasi jarak sirip vertikal 50 mm, 75 mm, dan 100 mm, baja pelat setrip polos 4 mm x 30 mm, dan baja tulangan ulir D13. Pengujian kuat lekat dilakukan menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) dengan interval pembebanan 100 kgf hingga mencapai beban maksimum.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa penambahan sirip vertikal pada baja pelat setrip dan ulir pada baja tulangan ulir menimbulkan mechanical interlocking yang dapat meningkatkan lekatan antara baja dengan beton. Nilai kuat lekat rata-rata pada benda uji menggunakan pelat setrip dengan jarak sirip 100 mm (V3) sebesar 0,22 MPa, jarak sirip 75 mm (V4) sebesar 0,30 MPa, jarak sirip 50 mm (V5) sebesar 0,41 MPa, pelat setrip polos (P) sebesar 0,15 MPa, dan baja tulangan ulir D13 (U) sebesar 0,60 MPa. Benda uji kuat lekat pada penelitian ini mengalami tipe keruntuhan yang sama, yaitu pull out failure pada baja tulangan yang ditandai dengan slip tanpa mengalami keretakan.