×
Budidaya sayuran dapat dilakukan secara konvensional dan hidroponik. Contoh budidaya secara konvensional yaitu dengan menggunakan polybag. Kegiatan tugas akhir berupa budidaya sawi pagoda (Brassica narinosa L) dengan penggunaan agen hayati dan hormon. Agen hayati yang digunakan yaitu Tricodherma, Beuvaria, dan Metarhizium, sedangkan hormon yang diguanakan berupa GSA (Giberelin, Sitokinin, Auksin). Kegiatan tugas akhir dilaksanakan di CV Pendawa Kencana Multifarm Yogyakarta. Tujuan kegiatan tugas akhir ini yaitu dapat mengetahui budidaya sawi pagoda dengan penggunaan agen hayati dan hormon mulai dari penyemaian, menghitung analisis usahatani serta pemasaran. Metode pelaksanaan tugas akhir berupa observasi, praktik lapang, pengumpulan data, dokumentasi, dan studi pustaka. Budidaya sawi pagoda dilakukan menggunakan polybag sebanyak 250. Sawi pagoda (Brassica narinosa L) merupakan jenis sayuran yang masih termasuk ke dalam jenis sawi. Ciri khas sawi ini memiliki daun berwarna hijau pekat dengan bentuknya seperti bunga yang mekar. Sawi ini jarang ditemui dipasaran, namun sudah ada yang mulai membudidayakannya hanya saja tidak sebanyak sawi-sawi lain pada umumnya. Sawi pagoda memiliki kandungan yang sangat berperan baik untuk kesehatan tubuh manusia. Budidaya sawi pagoda meliputi penyemaian, persiapan media tanam, pindah tanam, perawatan dan pemeliharaan, serta panen dan pascapanen. Analisis usahatani budidaya sawi pagoda berupa perhitungan mulai dari biaya tetap, biaya variabel, penerimaan, keuntungan, R/C ratio, B/C ratio dan BEP. Produk dawi pagoda memiliki merk yaitu ikisawiku.id. Pemasaran sawi pagoda dilakukan dengan dua cara yaitu pemasaran secara offline dan online. Pemasaran secara offline dengan sistem mouth to mouth, door to door serta menitipkan ke toko sayur. Pemasaran secara online dengan memanfaatkan media sosial yaitu WhatsApp dan Insatgram.