Banyak sekolah yang belum berhasil dalam memberdayakan keterampilan bernalar kritis siswa pada pembelajaran IPA karena penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh atau dampak model PjBL terhadap dimensi bernalar kritis P3 pada pembelajaran IPA di kelas IV SD se-Gugus 02 Kecamatan Pacitan dan (2) mengetahui perbedaan hasil dimensi bernalar kritis P3 pada pembelajaran IPA antara yang menggunakan dan tidak menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) di kelas IV SD se-Gugus 02 Kecamatan Pacitan. Metode penelitian kuantitatif ini adalah penelitian eksperimen semu dengan jenis Nonequivalent Control Group Design yang memberikan pretest-posttest pada kelas sampel. Pemilihan kelas sampel menggunakan teknik pengambilan sampel acak secara bertingkat. Sampel penelitian didapati sebanyak 73 siswa, yang berasal dari 26 siswa kelas eksperimen, 22 siswa kelas kontrol, dan 26 siswa kelas uji coba. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji paired sample t-test dan uji independent sample t-test yang sebelumnya telah memenuhi uji prasyarat analisis.

Melalui pembelajaran yang dilakukan menggunakan Model PjBL dan Model Inkuiri di dua kelas yang berbeda, dapat dilihat adanya perbedaan pengaruh pada kemampuan bernalar kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek terhadap dimensi bernalar kritis P3 siswa kelas IV Sekolah Dasar. Agar terwujud Profil Pelajar Pancasila, peserta didik dapat lebih giat melatih kemampuan bernalar kritisnya melalui kegiatan dalam pembelajaran IPA seperti praktikum dan mengerjakan soal latihan. Guru sebaiknya mampu menentukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi, sehingga dapat membuat peserta didik terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga dapat tercipta kualitas sekolah yang baik, serta turut mewujudkan Profil Pelajar Pancasila (P3) di lingkungan sekolah.