×
Kemasan tidak lagi sekedar komponen untuk melindungi produk dari produsen ke konsumen, tetapi juga menjadi komponen penting dalam pemasaran produk itu sendiri. Perkembangan kemasan menyebabkan penumpukan sampah plastik dan pencemaran lingkungan. Kemasan biodegradable menjadi alternatif bahan pembuatan kemasan yang ramah lingkungan. Edible coating dengan bahan gelatin kulit nila dipilih karena pemanfaatan limbah kulit ikan yang kurang dan kemampuannya untuk menghambat kebusukan bahan pangan. Penambahan ekstrak etanol kemangi digunakan karena memiliki aktivitas antibakteri, antimikroba, dan antioksidan yang mampu mempertahankan kesegaran produk. Penggunaan kedua bahan ini disebut kemasan aktif yang kemudian diaplikasikan pada fillet gurame dengan tujuan melindungi produk dan mempertahankan umur simpan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan ekstrak etanol kemangi berdasarkan analisis FTIR dan GC-MS serta untuk mengetahui variasi formulasi terbaik yang dianalisis menggunakan TVB, TBA, pH dan TPC. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan Split Plot in Time dengan petak utama variasi konsentrasi ekstrak etanol kemangi (0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, dan 0,8%) dan anak petak lama waktu penyimpanan. Analisis menggunakan software SPSS metode One Way ANOVA dengan taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan pengujian Tukey. Pengujian FTIR dan GC-MS menunjukkan terdapat gugus fungsi O-H sebagai antioksidan dan antibakteri serta senyawa 2,6-Octadienal, 3,7-dimethyl-, (E) dan 2,6-Octadienal, 3,7-dimethyl-, (Z)- sebagai antimikroba dan wewangian. Penelitian menunjukkan analisis TVB dan TPC pada seluruh formulasi mengalami kenaikan selama penyimpanan. Analisis TBA dan pH menghasilkan data fluktuatif yang mengalami kenaikan hingga akhir penyimpanan.Variasi konsentrasi T (0,8% ekstrak kemangi) merupakan perlakuan terbaik dengan nilai pH sebesar 6,67. Apabila hasil tersebut dibandingkan dengan kontrol, perlakuan terbaik memberikan nilai TVB, TBA, dan TPC lebih rendah berturut-turut sebesar 27,52%; 39,66%; dan 5,26%