Penulis Utama : Muhammad Kemal Fuadi
NIM / NIP : H0415038
×

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI WORTEL DI DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Socio-Economic Characteristics of Carrot Farmers in Gondosuli Village, Tawangmangu District, Karanganyar Regency

 

Muhammad Kemal Fuadi*, Eny Lestari, Agung Wibowo

Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36, Kentingan, Surakarta

* Korespondensi: muhammadkemalfuadi.fk@gmail.com

 

ABSTRAK. Kecamatan Tawangmangu memiliki lahan wortel terluas dan jumlah produksi terbanyak diantara kecamatan penghasil wortel lainnya seperti Jatiyoso, Ngargoyoso, Karangpandan, dan Jenawi. Meskipun Kecamatan Tawangmangu menyumbang produksi wortel tertinggi di Kabupaten Karanganyar, produksi wortel di Kecamatan Tawangmangu terus mengalami penurunan. Salah satu desa yang membudidayakan wortel di Kecamatan Tawangmangu adalah Desa Gondosuli. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proses budidaya tanaman wortel dan karakteristik sosial ekonomi petani wortel di Desa Gondosuli. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Luas keseluruhan lahan wortel di Desa Gondosuli saat ini yaitu berkisar 20-25 ha. Status kepemilikan lahan pertanian berasal dari kepemilikan pribadi dan sewa. Usahatani wortel dapat dilakukan oleh petani sendiri dan/atau dibantu oleh anggota keluarga. Semua wortel hasil panen dijual kepada pemborong. Per luas lahan 1.000 m2, petani dapat memanen 2 ton wortel dengan harga berkisar Rp 3.000 per kilogram. Pendapatan petani turut ditopang oleh pendapatan dari sumber yang lain guna memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kelancaran usahatani. Penghasilan petani digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti: membeli kebutuhan pokok/primer rumah tangga; membeli kebutuhan sekunder rumah tangga; pembelian sarana produksi pertanian; pembayaran-pembayaran seperti pajak, iuran, tenaga buruh tani jika menggunakan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan didasarkan pada skala prioritas kebutuhan yang mana dulu yang harus didahulukan. Para petani tergabung dalam kelompok tani Bina Taruna Sejahtera dengan anggota berjumlah 17 orang. Pertemuan dilakukan sebagai ajang silaturahmi antar anggota untuk membahas mengenai pertanian, iuran, dan gotong royong. Hubungan dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) berjalan dengan baik, namun PPL jarang hadir dalam pertemuan atau menemui petani di ladang karena kesibukan dan terbatasnya jumlah penyuluh. Saat terjadi kondisi yang tidak diinginkan pada tanaman dan petani tidak mampu menangani, maka petani baru menyampaikan masalah tersebut kepada PPL.

ABSTRACT. Tawangmangu sub-district has the largest carrot area and the highest production amount among other carrot-producing sub-districts such as Jatiyoso, Ngargoyoso, Karangpandan, and Jenawi. Although Tawangmangu District contributes the highest carrot production in Karanganyar Regency, carrot production in Tawangmangu District continues to decline. One of the villages that cultivate carrots in the Tawangmangu District is Gondosuli Village. The purpose of this research was to determine the process of carrot cultivation and the socio-economic characteristics of carrot farmers in Gondosuli Village. The method used is descriptive qualitative. The total area of ??carrot land in Gondosuli Village is currently around 20-25 ha. Agricultural land ownership status comes from private ownership and rent. Carrot cultivation can be done by the farmers themselves and/or assisted by family members. All harvested carrots are sold to middlemen. Per 1,000 m2 of land, farmers can harvest 2 tons of carrots at a price of around Rp. 3,000 per kilogram. Farmers' income also supported by income from other sources to meet household needs and smooth farming. Farmers' income if used to: buy basic household needs; buy secondary household needs; purchase of agricultural production facilities; payments such as taxes, fees, agricultural labor if used, and others. Fulfillment of needs is based on a priority scale of needs that must come first. The farmers are members of the Bina Taruna Sejahtera farmer group with 17 members. The meeting was held as a gathering place between members to discuss agriculture, contributions, and cooperation. Relations with Field Agricultural Instructors (PPL) are going well. But, PPL rarely attend meetings or meets farmers in the fields due to their busy schedule and the limited number of extension workers. Farmers will contact PPL if there are unwanted conditions that are not able to be handled by farmers.

_____________________

Keywords: Ekonomi, petani, sosial, tumpang sari, wortel.

×
Penulis Utama : Muhammad Kemal Fuadi
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0415038
Tahun : 2022
Judul : STATUS SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KEBERDAYAAN KELOMPOK TANI WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Pertanian - 2022
Program Studi : S-1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Keywords: Ekonomi, petani, sosial, tumpang sari, wortel.
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : https://jurnalpasca.unram.ac.id/index.php/semnas/BukuProseding
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Eny Lestari, M.Si.
Penguji : 1. Dr. Joko Winarno, M.Si.
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.