Setya Yoga Pratama. B0418054. 2023. Desa Banjarsari Wetan: Perubahan Dari
Desa Perdikan Menjadi Desa Biasa (1946-1987). Program Studi Ilmu Sejarah,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini membahas tentang sejarah Desa Banjarsari Wetan yang
mengalami perubahan dari desa perdikan ke desa biasa dengan permasalahan yang
diangkat adalah (1) bagaimana status tanah yang berlaku di Desa Banjarsari Wetan
pada masa perdikan; (2) apa pengaruh penghapusan status perdikan di Desa
Banjarsari Wetan terhadap penguasaan dan pengelolaan tanah; dan (3) seperti apa
proses pengelolaan tanah Desa Banjarsari Wetan sebagai eks perdikan pada 1946-
1987. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari perubahan status
perdikan serta pengelolaan tanah di Desa Banjarsari Wetan sebagai eks desa
perdikan pengaruhnya terhadap administrasi desa, kehidupan sosial dan ekonomi
pada tahun 1946-1987.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sejarah yang
terdiri dari lima tahapan (1) pemilihan topik; (2) pengumpulan sumber; (3)
verifikasi; (4) interpretasi; dan (5) penulisan sejarah. Data primer yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini berupa dokumen terkait pencatatan tanah milik Desa
Banjarsari Wetan serta wawancara dengan penduduk Desa Banjarsari Wetan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hukum negara,
keberadaan desa perdikan telah terhapuskan tak terkecuali Desa Perdikan
Banjarsari Wetan dan berkedudukan sebagai desa biasa. Pedoman dalam
pelaksanaan penghapusan desa perdikan di Desa Banjarsari Wetan antara lain yaitu
(1) Undang-undang no. 13 tahun 1946 tentang Penghapusan Desa-desa Perdikan;
dan (2) Peraturan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah no. 11 tahun
1962 tentang Penghapusan Desa-desa Perdikan di Karesidenan Madiun. Proses
penghapusan status perdikan Desa Banjarsari Wetan selesai pada pada tahun 1982
melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur DA/C.2.II/SK.02/PD/1982. Surat
keputusan tersebut berisi tentang redistribusi tanah pertanian dengan hak milik
kepada seluruh masyarakat Desa Banjarsari Wetan.

Kesimpulan yang didapatkan adalah penghapusan desa perdikan
memberikan perubahan yang signifikan bagi Desa Banjarsari Wetan. Pada masa
perdikan, seluruh tanah di Desa Banjarsari Wetan berada di bawah kepemilikan
kepala desa. Pasca penghapusan desa perdikan masyarakat memiliki hak penuh atas
tanah dengan status hak milik guna meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Pengaruh lain terkait pengelolaan tanah di Desa Banjarsari Wetan sebagai desa
biasa yaitu adanya pembagian tanah bagi pemerintah desa untuk keperluan
administrasi dan pembangunan desa. Beberapa dampak lain yang dirasakan oleh
penduduk Desa Banjarsari Wetan adalah kesetaraan sosial, kebebasan dalam bidang
politik, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta pembangunan desa.