Indonesia memiliki peluang dalam mengisi pangsa pasar susu khususnya dalam negeri, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri peternakan kambing perah. Salah satu faktor keberhasilan peternakan kambing perah dalam memenuhi kebutuhan pasar adalah manajemen pemeliharaan yang baik. Analisis kelayakan usaha yang baik dan konsisten akan mempengaruhi pendapatan suatu industri peternakan kambing perah. CV. Camia Milk merupakan salah satu peternakan kambing perah yang kian mengembangkan usahanya hingga kini. Tujuan tugas akhir yaitu meningkatkan keterampilan, mengetahui manajemen pemeliharaan kambing perah dan melakukan analisis usaha di CV. Camia Milk. Materi yang digunakan daftar pertanyaan wawancara, mistar, timbangan, buku catatan, wearpack, sepatu boot, thermohygrometer, dan smartphone. Pemilihan bakalan kambing perah dilakukan dengan mempertimbangkan umur, kesehatan dan harga. Jenis pakan yang diberikan yaitu berupa hijauan rumput pakchong, konsentrat dan formulasi ampas tahu. Perkandangan yang diterapkan berupa kandang panggung dengan tipe atap gable. Rata-rata produksi susu kambing dengan jenis kambing sapera yaitu 1,6 liter/hari. Penyakit mastitis dan tetanus menjadi penyebab terbanyak dalam kasus kematian ternak. Recording yang dijalankan berupa produksi susu dan perkawinan. Limbah kotoran ternak diaplikasikan langsung pada lahan hijauan milik peternakan. Pemasaran dilakukan secara online melalui media sosial facebook. Usaha peternakan kambing perah CV. Camia Milk dapat dikatakan layak untuk dijalankan, sesuai dengan nilai benefit cost ratio (BCR) 1,67, break even point (BEP) sebesar Rp 433.647.040, BEP unit 82.846 liter dan payback period of credit (PPC) 1,3 tahun. Manajemen Pemeliharaan di CV. Camia Milk sudah berjalan dengan baik namun pada manajemen pakan perlu dilakukan evaluasi pada bahan kering dan pada jenis atap kandang dilakukan perubahan untuk mengurangi resiko stres panas.