Tingginya angka fertilisasi pada remaja menjadi salah satu penyebab terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Data Good Mention Institute dalam laporan estabillity tahun 2022, antara tahun 2015 sampai dengan 2019 sebanyak 40% terjadi kehamilan yang tidak diinginkan di Indonesia (Ellyvon Pranita, 2022). Empat masalah kesehatan remaja lainnya yang terjadi di Indonesia yaitu: 1). remaja putri di Indonesia sebanyak 32% mengalami anemia. 2). sebanyak  26,9% remaja stunting pada usia 16 – 18 tahun, 3). kasus KEK pada remaja (15–19) mencapai 36,3%, 4). prevalensi berat badan lebih dan obesitas 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun (Kemenkes, 2019; Kemenkes, 2020). Sangat perlu mengurai akar permasalahan, hal ini dikarenakan jika remaja yang memiliki salah satu masalah tersebut menikah, dan jika remaja tersebut hamil dapat melahirkan anak kurang gizi dan memiliki risiko perdarahan saat persalinan. Pada akhirnya permasalahan ini akan bermuara pada angka kematian ibu dan timbulnya permasalahan pada bayi yang dilahirkan sampai dengan kualitas hidup. 
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Bertujuan menghasilkan aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone dan mengidentifikasi kecenderungan perilaku remaja sebagai subjek penelitian dalam pemanfaatan asuhan pra kehamilan. Model yang digunakan mengacu pada model penelitian pengembangan four–D. Desain eksperimen yang diterapkan adalah Pretest – Posttest Control Group Design. Pada tahap define menghasilkan konsep pengembangan media promkes dan penapisan pra kehamilan. Tahap design menghasilkan draff awal media Promkes dan penapisan awal pra kehamilan. Draff awal ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas tahap awal oleh tim rater. Hasil revisi draff awal ini dibuat prototype sebagai bahan untuk ke tahap selanjutnya. 
Memasuki tahap development, dilakukan uji coba skala kecil oleh 15 remaja putri terpilih terhadap prototype. Setelah direvisi diuji ke tahap uji coba terbatas dengan melibatkan 60 remaja putri terpilih. Hasil post intervensi diketahui terdapat perbedaan mean pengetahuan sebesar 4,16 poin dengan p-value 0,040 (p<0>Langkah terakhir dari tahap development yaitu uji keefektifan dengan melibatkan 300 remaja putri terpilih secara acak. Hasil uji coba pada variabel pengetahuan diketahui terdapat perbedaan mean sebesar 5,7 poin dengan p-value <0>persiapan pra kehamilan. Hasil ini oleh perhitungan Gain Score, media yang dikembangkan cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan (62,67%) dan sikap (67,33%). Aplikasi ini
juga berfungsi sebagai alat penapisan mandiri bagi penggunanya. Dari fungsi ini diketahui hanya 14,67% (44 remaja) yang tidak memiliki masalah kesehatan. Selainnya sebanyak
24,67% mengalami anemia, 23% remaja putri memiliki tinggi badan kurang (pendek) dan dengan status gizi kurus mencapai 29,33%.  
Pasca pemanfaatan aplikasi pada tahap pengembangan, dilakukan identifikasi kecenderunagan perilaku remaja berdasarkan teori Health Belief Model. Uji regresi dilakukan sebanyak tiga tahap dengan bantuan program AMOS versi 18. Hasil analisis ini mengidentifikasi respon remaja terhadap asuhan persiapan pra kehamilan. Teridentifikasi bahwa pengetahuan secara langsung berpengaruh signifikan terhadap pembentukan sikap (p= 0,001), tetapi tidak secara langsung mempengaruhi perilaku. Pengetahuan yang terbentuk mengembangkan persepsi terhadap hambatan yang dirasakan ketika seorang remaja mengalami permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan persiapan pra kehamilan (p= 0,045). Persepsi terkait hambatan ini memberikan pengaruh dalam menimbulkan motivasi atau keyakinan remaja untuk berperilaku (p= 0,007).  
Secara langsung sikap berpengaruh terhadap perilaku persiapan pra kehamilan (p= 0,005). Sikap merupakan suatu kecenderungan agar secara konsisten memberikan tanggapan baik itu bersifat menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek. Kecenderungan ini bukan pembawaan dari keturunan tetapi merupakan hasil belajar individu itu sendiri. Artinya aplikasi yang dikembangkan mampu menjadi media belajar yang efektif. Teman sebaya tidak secara langsung mempengaruhi perilaku remaja dalam persiapan asuhan pra kehamian. Teman sebaya teridentifikasi memainkan perannya secara langsung dalam mengembangkan persepsi remaja tentang hambatan (p= 0,001) dan manfaat (p= 0,026) yang dirasakan. Terbentuknya persepsi hambatan dan manfaat memberikan dampak terbentuknya motivasi/keyakinan remaja (motivasi ? hambatan: p=0,001 dan motivasi ? manfaat: p= 0,001) yang pada akhirnya membentuk perilaku remaja (p = 0,001). Akses informasi terhadap layanan asuhan persiapan pra kehamilan secara langsung memberikan pengaruh terhadap terbentuknya perilaku remaja (p= 0,009).  
Menilai indek ketepatan model dari hasil uji regresi, hasil analisis menunjukkan nilai kai-kuadrat (CMIN) sebesar 19,025 (p>0,05). Hasil ini menunjukkan tidak ada beda yang signifikan. Dengan kata lain model yang terbentuk mewakili keseluruhan data. Indeks lainnya yaitu nilai GFI (0,984) dan CFI (0,986) masing–masing di atas 0,9 sedangkan nilai RMSEA (0,025) berada di bawah 0,08. Kesimpulannya model akhir ini benar–benar fit. Dengan demikian jalur analisis tersebut dapat menjelaskan pengaruh antar variabel dalam mengidentifikasi perilaku remaja. 
Hasil uji regresi ini memperlihatkan bahwa persepsi sebagai mediator dalam mengidentifikasi perilaku remaja terhadap asuhan persiapan pra kehamilan tidak berkembang secara keseluruhan. Dari enam faktor kunci tiga faktor persepsi yang dapat berkembang yaitu hambatan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan serta keyakinan (motivasi) untuk sehat yang terkait dengan isyarat untuk bertindak. Ketiga faktor ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan teman sebaya. Oleh karena itu ketiga faktor tersebut menjadi titik berat dalam melakukan edukasi tentang pentingnya asuhan pesiapan pra kehamilan yang di mulai dari usia remaja. Harapannnya akan berkembang perilaku positif dari remaja dalam mempersiapkan kehamilannya di masa yang akan datang.