Industri tekstil merupakan salah satu industri yang menyumbang banyak kontribusi bagi perekonomian Indonesia beberapa tahun belakangan. Terdapat beberapa daerah penyedia komoditas tekstil, salah satunya berada di wilayah Kota Bandung sebagai salah satu pionir berkembangnya industri tekstil modern pertama kali di Indonesia. Akibat perkembangan ini, perindustrian tekstil di Kota Bandung banyak menghasilkan limbah tekstil yang masih memiliki nilai jual dan dimanfaatkan warga sekitar untuk meningkatkan perekonomiannya, salah satunya warga Cigondewah. Dengan menjual kain sisa produksi pabrik sekitar, perekonomian di kawasan ini terus berkembang. Hal ini pun mendorong pemerintah Kota Bandung meresmikan wilayah Cigondewah sebagai Kampung Wisata Kreatif (Wisata Belanja Tekstil) Cigondewah. Terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan di kawasan ini khususnya dalam bangunan ruko di antaranya keterbatasan lahan, fasilitas yang kurang memadai, kurang maksimalnya pencahayaan, dan bangunan beserta interiornya yang belum mampu mencerminkan dan menunjukan identitas Cigondewah sebagai salah satu sentra tekstil terbesar di Kota Bandung yang kreatif, rekreatif, dan edukatif. Dalam mengatasi permasalahan tersebut dibuatlah Desain Interior Textile Center dengan Konsep Cigondewa Di Kota Bandung. Proses perancangan ini menggunakan metode desain yang diusulkan oleh David K. Ballast dan seluruh data serta informasi yang sudah terkumpul akan dianalisis dan diolah menggunakan tianggulasi data. Penemuan masalah sebagai hasil dari analisis tersebut akan diselesaikan melalui proses programming, konseptual dan pengembangan desain hingga tujuan dari perancangan akan tercapai. Hal ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dan mewujudkan Kawasan Wisata Tekstil Yang Kreatif, Rekreatif, dan Edukatif di Cigondewah Kota Bandung.