×
Cookies merupakan salah satu jenis kue kering yang paling populer dan paling mudah ditemui. Pada umumnya Cookies terbuat dari adonan lunak yang bahan dasar tepung terigu, tepung terigu merupakan salah satu bahan impor yang banyak digunakan. Upaya untuk mengurangi dampak ketergantuan bahan impor seperti tepung terigu, maka dilakukan inovasi pembuatan cookies berbahan dasar tepung dari sumber alam lokal seperti tepung garut (Mananta arundinace) dan tepung ubi kuning (Ipomoea batatas). Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor tepung terigu di masyarakat dan penggunaan tepung lokal untuk meningkatkan pemanfaatan umbi-umbian yang masih tergolong rendah. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan tepung garut (90%, 80%, 70%, dan 60%) dan tepung ubi kuning (10%, 20%, 30%, dan 40%). Analisis yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya analisis organoleptik, analisis fisik, analisis kimia, dan analisis kelayakan ekonomi. Berdasarkan hasil organoleptik didapatkan perlakuan terbaik yang diterima panelis yaitu cookies dengan perlakuan 80% tepung garut dan 20% tepung ubi kuning. Hasil uji fisik tekstur cookies didapatkan daya patah cookies 11,4 N; kerenyahan 399,18 N; kekerasan 307,64 N. Hasil analisis uji kimia didapatkan kadar air 3,30%; kadar abu 2,45%; kadar lemak 28,75%; kadar protein 3,00%; kadar karbohidrat 62,48%. Hasil analisis kelayakan ekonomi : biaya produksi Rp. 39.369.244; Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp. 17.497,44; laba kotor Rp. 11.810.773,12 dan laba bersih Rp. 11.500.096,88; BEP unit sebesar 727 unit dan BEP rupiah Rp. 17.497,43; Return On Investmen (ROI) setelah pajak 28,05%; Pay Out Time (POT) 42 bulan; Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) 1,3. Kualitas cookies harus terjaga maka perlu menjalin kerjasama dengan pemasok dan pemasaran cookies lebih luas agar dapat dikenali oleh masyarakat maupun dipasaran.