×
Budidaya padi secara konvensional dengan penggunaan input kimia menyebabkan sejumlah permasalahan salah satunya adalah rendahnya kualitas tanah sehingga dapat menurunkan produktivitas padi. Sedangkan budidaya padi organik dengan input organik menunjukkan indeks kualitas tanah yang cenderung lebih tinggi daripada budidaya konvesional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis lahan sawah terhadap indeks kualitas tanah dan menemukan faktor penentu untuk menyusun rekomendasi perbaikan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Indikator kualitas tanah terdiri dari 11 indikator dari sifat-sifat tanah seperti fisika, kimia dan biologi. Sebanyak 28 sampel tanah diambil dengan metode purposive sampling dan ditentukan berdasarkan satuan peta lahan dengan sumber keragaman sistem budidaya sawah, jenis tanah, dan kemiringan lereng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kualitas tanah di daerah penelitian adalah 0,39 (sawah organik), 0,35 (sawah semi organik), dan 0,28 (sawah konvensional). Sawah organik dengan umur 8 tahun memiliki indeks kualitas tanah paling tinggi dibandingkan dengan sawah lainnya. Hal ini membuktikan bahwa jenis budidaya sawah sangat berpengaruh terhadap indeks kualitas tanah. Faktor-faktor penentu yang mempengaruhi indeks kualitas tanah adalah C Organik, N total, P tersedia, kejenuhan basa, kapasitas tukar kation (KTK) dan porositas. Strategi pengelolaan lahan untuk meningkatkan kualitas tanah dengan mengkonversi lahan sawah semi organik dan konvensional menjadi sawah organik. Perbaikan sifat tanah dilakukan dengan aplikasi bahan organik yang divariasikan seperti kompos, pupuk hijau (Azolla), vermikompos, aplikasi pembenah tanah seperti biochar dan biofertilizer dengan mikroba pelarut fosfat.