Fenomena pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 tidak dipungkiri mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat. Temasuk dalam sektor Pendidikan. Dalam Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Selama Masa Darurat Penyebaran Covid-19 mengatur proses pelaksanaan pembelajaran selama pandemi tidak bisa dilaksanakan di ruang lingkup lingkungan sekolah melainkan dilaksanakan dengan metode pembelajaran jarak jauh dari rumah. Dalam implementasinya kebijakan tersebut tercatat menemui berbagai hambatan dan juga memberikan dampak yang kurang baik. Dampak yang paling besar dirasakan terjadi pada tingkatan Sekolah Dasar baik itu di sekolah dasar negeri maupun swasta. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan evaluasi kebijakan Pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 dengan fokus penelitian di SDN Maniis dan SD Al-Muttaqin. penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah kriteria evaluasi yang dikembangkan oleh Dunn (2003) yaitu Efektivitas, Efisiensi, Kecukupan, Perataan, Responsivitas dan Ketepatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam dimensi efektivitas pihak sekolah tetap memberikan pelayanan Pendidikan dengan metode luring dan daring tetapi terdapat penurunan capaian pembelajaran dari siswa serta kelemahan dalam penerapan protokol kesehatan dalam hal menjaga jarak untuk pembelajaran luring. Kemudian dalam dimensi efisiensi, impelementasi metode yang dilaksanakan memberikan pengaruh terhadap penyampaian materi karena metode pembelajaran dan jadwal pembelajaran yang berubah serta adanya peningkatan biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelajaran daring tersendiri. Selanjutnya pada dimensi kecukupan, sasaran kebijakan merasakan ketidakpuasan berkaitan dengan sarana dan prasarana yang didapat tidak dapat memenuhi kebutuhan selama pembelajaran. Dalam dimensi perataan, ditemukan tidak adanya diskriminasi dalam pemberian pelayanan pendidikan pada siswa serta adanya kunjungan langsung ke rumah bagi siswa yang terhalang mendapatkan pembelajaran. Dalam dimensi responsivitas kebijakan menunjukkan tanggapan yang kurang baik dimana orang tua dan siswa lebih menginginkan untuk belajar kembali di sekolah seperti biasa serta respon pihak sekolah dapat menyesuaikan pembelajaran dengan keadaan di lapangan. Dan terakhir dalam dimensi ketepatan sekolah melaksanakan sosialisasi kebijakan serta adanya evaluasi dari sekolah bahwa kebijakan ini kurang optimal di sekolah dasar karena lebih banyak dampak negatif yang dirasakan.