Sebagai populasi yang paling rentan terhadap penularan HIV dan AIDS, LSL ini perlu mendapatkan perhatian lebih. Perilaku hidden pada LSL ini menyebabkan penularan HIV dan AIDS sulit dikendalikan. Tujuan penelitian ini untuk eksplorasi perilaku seks berisiko dan pencegahan penularan HIV dari perspektif identity, sexual meaning dan menyusun model konseptual perilaku pencegahan penularan HIV dan AIDS pada LSL HIV positif dalam penanggulangan HIV dan AIDS berbasis modal sosial. Penelitian ini juga mengetahui feasibility dari model konseptual tersebut.

Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember menggunakan multimethode kualitatif. Penelitian tahap satu dengan pendekatan fenomenologi dan tahap dua menggunakan pendekatan grounded theory, pengambilan data dilaksanakan dengan indepth interview dengan subjek adalah 24 LSL HIV positif. Pengambilan subjek  dilakukan dengan purposive sampling. Analisis data tahap satu dilakukan dengan interpretative phenomenological analysis (IPA) dan Analisis data tahap dua dengan tahapan codes, categorizing, dan basic social-psychological process indentified. Penelitian tahap tiga  menggunakan metode research and development, pengambilan data dilakukan dengan focus group discussion oleh stakeholder yang terlibat dalam program penanggulangan HIV dan AIDS sejumlah 9 orang. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan purposive sampling. Analisis data dengan thematic content. Triangulasi sumber dan triangulasi teknik digunakan untuk mendapatkan validitas informasi yang didapatkan.

Penelitian tahap satu diketahui LSL HIV positif memiliki intention and plan about sexual yang baik, tetapi secara tindakan belum baik untuk pencegahan penularan HIV dan AIDS dilihat dari perspektif identity, perspektif cultural script, perspektif interpersonal script dan perspektif intrapsychic script. Penelitian tahap dua diketahui social capital yang tinggi melalui dimensi struktur dan kognitif dapat menjadi penguat dalam pencegahan penularan HIV dan AIDS. Social capital dan teori interaksi simbolik sebagai landasan menyusun model konseptual perilaku pencegahan penularan HIV dan AIDS pada LSL HIV positif dalam penanggulangan HIV dan AIDS berbasis komunitas melalui pendekatan peer educator inklusif dan berbasis keluarga dan masyarakat melalui pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini yang didukung oleh respon pemerintah. Kriteria peer educator inklusif diantaranya: LSL HIV positif, dalam pengobatan ARV, sudah coming out, memiliki pengetahuan tentang HIV dan AIDS, memahami platform media sosial, memiliki kemampuan komunikasi interpersonal, memahami modal sosial, memiliki surat tugas dari LSM pendamping HIV. Model tersebut layak diterapkan pada semua tipe ekspresi LSL HIV positif dan dapat ditransferabilitas pada daerah lain dengan kondisi, potensi dan karakteristik demografi yang sama, tetapi terdapat hambatan ketersediaan logistik, paket pencegahan HIV dan anggaran terbatas disebabkan pandemi covid-19.