×
Sayur dan buah merupakan syarat wajib dalam pemenuhan klasifikasi menu gizi seimbang, karena itu minat masyarakat terhadap kedua jenis pangan ini sangat tinggi setiap harinya. Mentimun baby menjadi salah satu komoditas yang memiliki peminat cukup banyak, hal tersebut dikarenakan mentimun baby memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, rasa dan tekstur dari komoditas ini juga lebih unggul dari mentimun biasa.
Tahapan budidaya mentimun baby terdiri dari penyemaian, persiapan media tanam, pindah tanam, pemeliharaan, panen, dan pascapanen. Budidaya tanaman mentimun pada umumnya menggunakan cukup banyak pupuk kimia, yang saat ini pupuk kimia memiliki harga cukup tinggi. Selain itu, penggunaan pupuk kimia secara berlebih juga berdampak buruk bagi lingkungan. Penggunaan plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) menjadi salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pengaplikasian PGPR pada mentimun baby menggunakan dua dosis, yaitu 200 ml dan 250 ml. Dari sampel masing-masing 10 tanaman yang diamati, 10 tanaman mentimun baby dengan pemberian 200 ml PGPR menghasilkan 95 buah dengan total berat 8.488 g, sedangkan 10 tanaman mentimun baby dengan pemberian 250 ml PGPR menghasilkan 102 buah dengan total berat 8.798 g.
Pemasaran mentimun baby dilaksanakan secara online dan offline dengan target penjualannya adalah ibu-ibu muda sampai tua. Budidaya 200 tanaman mentimun baby dalam polybag membutuhkan total biaya sebesar Rp623.556, menghasilkan 151 kg buah dengan harga jual Rp7.000/kg. Dengan harga tersebut, didapatkan penerimaan sebesar Rp1.057.000, keuntungan sebesar Rp433.444, R/C ratio 1,69, B/C ratio 0,69, BEP harga sebesar Rp163.048, dan BEP unit sebesar 46,5 unit.