Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan pemahaman etika digital dengan sikap etis bermedia sosial berdasarkan nilai–nilai Pancasila bagi generasi muda di kota Surakarta.

            Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian kuantitatif korelasional. Metode kuantitatif korelasional dipilih karena sesuai dengan tujuan yaitu membuktikan hubungan antara dua variabel pada penelitian ini. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 100 pemuda di Surakarta yang berusia 17–27 tahun. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes untuk pemahaman etika digital dan angket untuk sikap etis bermedia sosial. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji point biserial untuk instrument tes dan uji pearson product moment untuk instrumen angket Sedangkan, uji reliabelitas yang digunakan adalah uji KR 20 untuk tes dan uji Cronbach Alpha untuk angket. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji korelasi eta dan regresi linear sederhana.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara pemahaman etika digital dengan sikap etis bermedia sosial berdasarkan nilai-nilai Pancasila di Kota Surakarta. Hasil perhitungan yang diperoleh adalah variabel pemahaman etika digital dengan sikap etis bermedia sosial menunjukkan korelasi positif dan signifikan, ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi adalah 0,401 dan nilai uji F 18,778. Hasil dari uji regresi sederhana didapatkan persamaan Y = 54,638 + 0,320X.  Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 unit variabel bebas (pemahaman etika digital) akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat (sikap etis bermedia sosial) sebesar 0,320. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pemahaman etika digital dengan sikap etis bermedia sosial bernilai positif dan signifikan memperkuat teori stimulus dan respon. Generasi muda di Kota Surakarta memiliki pemahaman etika digital yang tinggi, maka generasi muda tersebut juga  memiliki sikap etis bermedia sosial yang tinggi pula. Generasi muda perlu mengoptimalkan pemahaman etika digital yang lebih mendalam agar terciptanya ruang lingkup digital yang sehat dan terwujudnya misi Smart and Good Citizen.