Bank adalah lembaga keuangan yang dapat menyediakan pinjaman dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan mereka. Dalam penyaluran kreditnya, Bank menghadapi risiko kredit macet. Risiko kredit macet terjadi saat debitur gagal memenuhi kewajibannya untuk membayar kembali pinjamannya. Hal itu menyebabkan Bank mengalami kerugian finansial. Untuk mengatasi risiko kredit macet Bank memerlukan lembaga pengalihan risiko seperti asuransi. PT Askrindo sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kredit, memberikan perlindungan finansial kepada bank dari kerugian akibat gagal bayarnya kredit oleh debitur. Personal Loan (PLO) menjadi jenis kredit konsumtif yang memiliki jumlah pengajuan klaim paling banyak di PT Askrindo Cabang Surakarta selama periode 2021-2022. Tugas Akhir ini membahas tentang sistem pengajuan klaim asuransi kredit konsumtif Personal Loan (PLO) pada PT Askrindo Cabang Surakarta.

Pengamatan ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa hak klaim asuransi kredit konsumtif Personal Loan (PLO) timbul saat debitur tidak dapat melunasi pembayaran kredit pada saat jatuh tempo, kredit dikategorikan kolektibilitas-4, atau debitur meninggal dunia. Pengajuan klaim harus sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) antara PT Askrindo dan Bank. Sistem pengajuan klaim asuransi kredit konsumtif Personal Loan (PLO) melalui beberapa proses yaitu penerimaan berkas pengajuan klaim dan pengecekan Imbal Jasa Premi (IJP), pengecekan berkas pengajuan klaim, registrasi pengajuan klaim serta analisis klaim yang dilakukan melalui Askrindo Core System, persetujuan klaim dan pembayaran klaim. Hambatan yang ditemui dalam sistem pengajuan dan pencairan dana klaim asuransi kredit konsumtif Personal Loan (PLO) pada PT Askrindo Cabang Surakarta yaitu penumpukan berkas pengajuan klaim, keterbatasan ruang, dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM).