Pembelajaran merupakan suatu interaksi  antara peserta didik dan lingkungan belajarnya. Interaksi ini mempengaruhi pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep. Ketika interaksi tidak berjalan baik dan konsep tersebut gagal direkonstruksi secara utuh, peserta didik dapat mengalami miskonsepsi yang dapat menghambat proses pemahaman materi pada pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi dari miskonsepsi dengan mengadakan tes diagnostik four-tier. Tes diagnostik four-tier merupakan tes yang dikembangkan untuk mendiagnosis tingkat pemahaman siswa dan mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam suatu konsep tertentu. Komponen dalam tes diagnostik four-tier ini adalah pertanyaan mengenai konsep pada tier-1, tingkat keyakinan jawaban pada tier-2, pertanyaan mengenai alasan jawaban pada tier-3, dan tingkat keyakinan akan alasan yang dipilih pada tier-4. Dengan didukung perkembangan teknologi, tes ini dapat dilaksanakan dengan website kuis yang juga dapat dimodifikasi lebih lanjut oleh guru. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, penulis membuat dan mengujikan instrumen tes diagnostik four-tier yang berbasis elektronik tes, untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi pada siswa SMA kelas XI pada materi Suhu dan Kalor. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI MIPA di SMA Negeri 3 Surakarta, dengan tes uji coba pertama dilakukan pada kelas XI F-7, uji coba kedua pada kelas XI F-5, dan tes diagnostik untuk pengambilan data identifikasi miskonsepsi siswa dilakukan sebanyak satu kali pada kelas XI F-6. Berdasarkan ujian tersebut, konsep dengan kategori miskonsepsi tinggi terdapat pada asas black dan perubahan wujud dengan persentase miskonsepsi siswa sebanyak 67%. Selain itu, pada konsep suhu dan termometer, pemuaian, kalor, serta perpindahan kalor juga ditemui miskonsepsi kriteria rendah dengan persentase 0%?X<30>