Jakarta Pusat merupakan wilayah ibu kota negara yang tergolong rentan terhadap banjir. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani banjir, tetapi upaya tersebut belum mampu mencegah masalah banjir di Jakarta Pusat. Hal ini dikarenakan sebagian banjir di Jakarta merupakan dampak perubahan iklim. Curah hujan dan lama penyinaran matahari merupakan unsur-unsur yang memengaruhi iklim di Indonesia. Beberapa faktor yang memengaruhi curah hujan adalah kecepatan angin, suhu, dan kelembapan udara. Upaya pencegahan banjir, dapat didukung dengan adanya model yang dapat digunakan untuk mengetahui pola peristiwa yang terjadi di masa mendatang. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model regresi. Model regresi nonparametrik merupakan model yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel respons dan variabel prediktor yang tidak diketahui bentuk pola atau fungsinya. Regresi birespon adalah salah satu model regresi yang memiliki dua variabel respons. Pada perkembangannya, terdapat lima metode estimasi model regresi nonparametrik, yaitu kernel, spline, polinomial lokal, wavelet, dan deret Fourier. Metode estimasi model regresi nonparametrik dengan deret Fourier digunakan apabila pola data yang diselidiki memiliki sebaran trigonometri. Estimasi parameter pada model regresi nonparametrik dengan deret Fourier diperoleh dari meminimumkan nilai least square terhadap error. Model regresi nonparametrik dengan deret Fourier sangat bergantung pada parameter osilasi (K), yaitu jumlah fungsi cosinus dalam model. Estimasi terbaik didapat dari pemilihan nilai K yang optimal dengan metode Generalized Cross Validation (GCV). Pada penelitian ini diterapkan model regresi nonparametrik birespon dengan deret Fourier pada data iklim di Jakarta Pusat. Dengan variabel respons yang digunakan yaitu curah hujan dan lamanya penyinaran matahari, sementara variabel prediktor yang digunakan yaitu kecepatan angin, suhu, dan kelembapan udara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi nonparametrik birespon dengan deret Fourier pada data iklim di Jakarta Pusat menghasilkan parameter osilasi optimal yaitu K = 3. Nilai koefisien determinasi (R^2) untuk variabel respons curah hujan yaitu 77% untuk variabel respons lamanya penyinaran matahari yaitu 68%. Hal itu berarti variabel kecepatan angin, suhu, dan kelembapan udara mampu menjelaskan 77% variasi curah hujan dan 68% variasi lamanya penyinaran matahari, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang merupakan unsur pengendali curah hujan dan lamanya penyinaran matahari.