Majunya teknologi dan informasi mengakibatkan anak lebih memilih memainkan gawai dibandingkan mempelajari atau memahami tradisi dan kebudayaan yang dimiliki. Di sisi lain adanya pengaruh globalisasi serta masuknya budaya asing berdampak pada kemunduran nilai-nilai pendidikan karakter dan nilai-nilai kearifan lokal serta mengancam terjadinya kepunahan pada berbagai aspek kebudayaan yang berkembang secara turun-temurun sebagai bentuk warisan budaya dari generasi sebelumnya. Dengan berkurangnya nilai kearifan lokal tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan objek tradisi methil yang digunakan sebagai materi ajar pada jenjang SMK. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di SMK kabupaten Ngawi yaitu pada SMKN 1 Ngawi dan SMKN 2 Ngawi. Selain itu subjek penelitian mengenai tradisi methil adalah sesepuh dan pemilik sawah yang melakukan tradisi methil. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat nilai pendidikan dalam tradisi methil yang dapat diterapkan relevansinya sebagai materi saja mata pelajaran bahasa Jawa di SMK. Nilai tersebut mencakup nilai pendidikan religius di mana tradisi methil  sendiri merupakan contoh wujud rasa syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan prosesi bancakan, nilai pendidikan moral dalam tradisi methil berupa untuk saling bergotong-royong. Nilai pendidikan sosial nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan yang ada dalam tradisi methil, yaitu memupuk serta mempererat rasa kerukunan antarwarga dan nilai pendidikan budaya berupa nilai gotong royong, nilai-nilai untuk bersyukur. Relevansinya pada materi tradisi pembelajaran bahasa Jawa, dengan menggunakan media video, serta menjelaskan nilai dan makna balik tradisi tersebut. Hal tersebut menarik minat siswa dan menambah wawasan mereka mengenai tradisi lokal dalam upaya melestarikanya dari pesatnya di era globalisasi di tengah kemudahan dalam mengakses internet.