Latar belakang pada perancangan ini karena menumpuknya limbah kain perca yang ada di CV. Indonesia Megah. Limbah kain perca ini akan diolah kembali menjadi produk pelengkap interior berupa karpet tufting. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi perancangan ini seperti menumpuknya limbah kain perca dari serat lyocell. Eksplorasi pengolahan limbah kain perca dengan teknik tufting yang belum ada. Serta kebutuhan kenekaragaman hasil dari pengolahan limbah kain perca.

Metode perancangan yang digunakan yaitu Pola Tiga Tahap Enam Langkah oleh SP. Gustami, terdapat beberapa tahap yaitu tahap eksplorasi, tahap perancangan dan tahap perwujudan. Pada tahap eksplorasi dilakukan pencarian sumber ide, konsep dan landasan penciptaan. Setelah melalui tahap tersebut terdapat tahap perancangan, tahap ini rancangan dibuat dalam bentuk sketsa. Tahapan terakhir adalah perwujudan dari perancangan

Berdasarkan proses perancangan yang dilakukan diperoleh 6 desain karpet dengan tema biota laut dan 1 desain yang direalisasikan. Hasil perancangan bahwa limbah kain perca dapat diolah menjadi karpet tufting dengan elemen-elemen biota laut di dalamnya.