Permasalahan kinerja pegawai pada organisasi sektor publik disebabkan faktor kualitas sumber daya manusia. Masalah kinerja pegawai dapat diselesaikan dengan sistem manajemen kinerja karena memungkinkan penggunaan sumber daya manusia yang lebih produktif. Pegawai dianggap sebagai mitra strategis yang dilibatkan dalam keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan. Teori pertukaran sosial merupakan pedoman untuk menjelaskan bahwa pegawai yang menerima sumber daya finansial dan sosio-emosional dari suatu organisasi cenderung merasa terdorong untuk membalas organisasi dengan keterikatan dan kinerja yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan penghargaan pada kinerja pegawai dengan pemediasi keterikatan kerja dan pengembangan karir pada pegawai BPS Kalimantan Timur. Pengambilan sampel dari populasi pada penelitian ini dilakukan dengan teknik probability sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 230 responden pegawai Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penghargaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, pelatihan secara langsung tidak berpengaruh  signifikan terhadap kinerja pegawai. Keterikatan kerja memediasi hubungan antara pelatihan dan penghargaan terhadap kinerja pegawai. Keterikatan kerja dan pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai