Latar Belakang : Pola asuh makan yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi mengakibatkan terjadinya stunting. Tumbuh kembang anak akan dipengaruhi oleh pendekatan pola asuh makan karena gizi buruk balita bersifat ireversibel. Praktik sanitasi dan kebersihan serta stunting berjalan seiring. Metabolisme zat gizi dapat terhambat oleh gangguan infeksi yang disebabkan oleh kebersihan dan sanitasi yang tidak baik. Selain pengasuhan orang tua, faktor risiko yang memicu terjadinya stunting adalah intensitas kunjungan antenatal care (ANC) saat kehamilan. ANC adalah kegiatan rutin untuk kontrol kandungan selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh makan, pengasuhan kebersihan dan sanitasi, antenatal care (ANC) dengan kejadian stunting pada balita 24 - 59 bulan.

Metode : Penelitian ini termasuk jenis observasional analitik dilakukan di 4 puskesmas di wilayah kerja Kabupaten Kuburaya dengan jumlah responden 124 balita berusia 24-59 bulan dengan menggunakan cluster random sampling yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusinya. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tinggi badan balita dengan menggunakan microtoise untuk memperoleh data status gizi TB/U, wawancara kuesioner, pola asuh makan, pola asuh kebersihan dan sanitasi, serta kunjungan antenatal care (ANC). Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik biner.

Hasil Penelitian : Hasil uji chi-square didapatkan bahwa ada hubungan antara pola asuh makan, pola asuh kebersihan dan sanitasi, kunjungan antenatal care (ANC) dengan kejadian stunting pada balita (p<0>antenatal care (ANC) berperan sebesar 77,7?lam mempengaruhi kejadian stunting pada balita, pola asuh kebersihan dan sanitasi memiliki risiko terbesar terjadinya stunting pada balita (OR=5,89).

Simpulan Penelitian : Terdapat hubungan antara pola asuh makan, pola asuh kebersihan dan sanitasi, kunjungan antenatal care (ANC) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan.