Penulis Utama : Muhammad Nur Sulton
NIM / NIP : M0819097
×

Pertanian mensuplai kebutuhan pangan manusia. Intensifikasi pertanian dapat menurunkan kualitas tanah yang berdampak pada penurunan produktivitas pertanian. Selain itu, kurangnya informasi terhadap pertanian menjadi hambatan kegiatan pertanian di Kecamatan Jatiroto. Tujuan penelitian ini (i) untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk padi, (ii) mengetahui faktor pembatas, (iii) menyusun rekomendasi perbaikan kelas kesesuaian lahan untuk padi dan (iv) mengetahui keberlanjutan usahatani pada berbagai sistem budidaya di Kecamatan Jatiroto. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan metode kelas kesesuaian lahan dengan matching (pencocokan) dan keberlanjutan usahatani menggunakan rapid appraisal analysis (RAP-FARM). Kelas kesesuaian lahan untuk padi di Kecamatan Jatiroto terdapat dua kelas yaitu kelas S3 (sesuai marginal) dengan luas 188,23 ha (92%) dan kelas S2 (cukup sesuai) dengan luas 16,36 ha (8%). Sistem budidaya konvensional dan organik pada lereng 0-15% mempunyai kelas kesesuaian lahan S3. Sistem budidaya semi organik lereng 0-8% pada kelas kesesuaian lahan S2 dan semi organik lereng 8-15% pada kelas kesesuaian S3. Faktor pembatas seluruh sistem budidaya adalah kejenuhan basa. Faktor pembatas pada P-tersedia dan K-tersedia terdapat pada sistem budidaya konvensional dan semi organik. Faktor pembatas pada kejenuhan basa, C-organik, kedalaman tanah, N-total P-tersedia, dan K-tersedia terdapat pada sistem budidaya konvensional. Upaya perbaikan kelas kesesuaian lahan dilakukan dalam rangka memperbaiki faktor pembatas. Perbaikan kejenuhan basa dapat dilakukan dengan penambahan zat kapur/dolomit dengan tingkat pengelolaan sedang. Perbaikan P-tersedia dan K-tersedia dapat dilakukan dengan cara pemupukan P dan K dengan tingkat pengelolaan rendah. Perbaikan C-organik pada sistem budiaya konvensional dilakukan dengan cara menambahkan bahan organik. Kelas kesesuaian lahan potensial terdiri dari dua kelas yaitu kelas S3 dengan luas 146,45 ha (71,58%) dan kelas S2 dengan luas 58,15 ha (28,42%). Indeks keberlanjutan usahatani sistem budidaya organik (61,30) dan semi organik (55,87) memiliki status keberlanjutan berupa cukup berkelanjutan sedangkan sistem budidaya konvensional (43,43) berada pada status kurang berkelanjutan. Atribut yang perlu diperbaiki adalah penanganan hama penyakit, penggunaan pupuk kimia, hubungan pemilik lahan dengan penggarap, intensitas mengikuti penyuluhan pelatihan pertanian, dan ketersediaan lembaga pemasaran.

×
Penulis Utama : Muhammad Nur Sulton
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : M0819097
Tahun : 2023
Judul : EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DAN KEBERLANJUTAN USAHATANI PADA BERBAGAI SISTEM BUDIDAYA PADI DI KECAMATAN JATIROTO, KABUPATEN WONOGIRI
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. MIPA - 2023
Program Studi : S-1 Ilmu Lingkungan
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Keberlanjutan, kelas kesesuaian lahan, padi, budidaya
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Link DOI : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Lia Kusumaningrum, S.Hut., M.Sc.
2. Prof. Dr. Ir. Mujiyo, S.P., M.P.
Penguji : 1. Prof. Dr. Sunarto, M.S.
2. Dr. Muhammad Amin Sunarhadi, S.Si., M.P.
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. MIPA
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.