×
Nanopartikel perak telah banyak dimanfaatkan dalam bidang medis salah satunya sebagai plester luka. Plester luka modern dikembangkan dari biomaterial polimer. Kitosan memiliki sifat hidrofobik, biokompatibilitas, non-toksik dan bersifat antimikroba sehingga membuatnya cocok untuk digunakan dalam pembuatan plester luka. Namun kitosan juga memiliki kekurangan sifat mekanik yaitu kurang fleksibel dan rapuh pada kondisi basah. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk memperbaiki kekurangan dari kitosan dengan menambahkan polimer hidrofilik seperti karagenan. Karagenan mempunyai sifat dapat membentuk gel, stabil, dan elastis. Pencampuran karagenan dengan kitosan akan membuat keduanya saling mengikat atau terjadinya gelatinase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari penambahan karagenan pada plester kombinasi karagenan, kitosan, dan nanopartikel perak dengan bioreduktor daun adas (Foeniculum vulgare) terhadap sifat fisikokimia. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental di laboratorium. Tahap yang dilakukan yaitu biosintesis nanopertikel perak mengguanakan bioreduktor daun adas (Foeniculum vulgare), Pembuatan plester kombinasi kitosan dan nanopartikel daun adas, Pembuatan plester kombinasi karagenan, kitosan dan nanopartikel daun adas, serta uji fisikokimia sediaan. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS 21.0 dan dianalisis menggunakan One Way ANOVA. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa semakin besar perbandingan penambahan karagenan pada plester kombinasi karagenan, kitosan dan nanopartikel perak dengan bioreduktor daun adas (Foeniculum vulgare) maka semakin tipis dan elastis plester yang dihasilkan. Hasil uji fisikokimia sediaan plester mempunyai bobot plester berkisar 0.04-0.09 g, pH plester 4.5-5, tebal plester 0.05-0.13 mm, ketahanan lipat ? 300, daya serap kelambaban 5-11.6%, dan susut pengeringan 10.3%-20%.