Berpindahnya kepengurusan Museum Radya Pustaka pada tahun 2017 dari komite ke pemerintah kota diharapkan dapat meningkatkan kepariwisataan dan keberlangsungan hidup Museum Radya Pustaka, akan tetapi terlihat jumlah pengunjung yang fluktuatif dan mengalami pandemi Covid-19. Pada penelitian ini, menggambarkan bagaimana kinerja UPTD Museum dalam mengembangkan Museum Radya Pustaka menggunakan 6 jenis indikator, yakni input, proses, output, outcome, benefit, dan impact. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumen. Pemilihan informan dilakukan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 6 jenis indikator, 3 diantaranya sudah cukup optimal. Jenis indikator tersebut antara lain output, benefit, dan impact. Sedangkan untuk input, proses, dan outcome dirasa sudah tercapai tetapi belum optimal. Dalam jenis indikator input, terdapat kekurangan berupa kurang berfungsinya sarana QR-Code yang disediakan. Untuk jenis indikator proses, masih terdapat kendala berupa keterbatasan jumlah petugas dan alat pemeliharaan. Sedangkan jenis indikator outcome, belum adanya hasil dari segi pemasukan menjadikan jumlah pengunjung sebagai tolok ukur dalam keberhasilan kegiatan, sehingga jumlah pengunjung memiliki peran penting dalam hal ini.