×
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang dapat menimbulkan terjadinya infeksi penyebab jerawat. Pengobatan jerawat umumnya menggunakan obat antibiotik, namun dapat memicu efek samping atau terjadi resistensi jika penggunaan tidak tepat. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif dari bahan alam. Daun beluntas (Pluchae Indicae Folium) berpotensi sebagai antibakteri terhadap S. aureus, untuk mempermudah penggunaannya maka dibentuk menjadi sediaan serum dengan variasi konsentrasi ekstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak daun beluntas terhadap sifat fisika kimia sediaan serta mengetahui adanya aktivitas antibakteri pada sediaan tersebut yang memiliki mutu fisik baik
Metode penelitian eksperimental. Ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Serum dengan variasi ekstrak etanol daun beluntas 1%, 6% dan 12% b/v. Uji sifat fisika kimia sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, dan daya sebar. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode cakram, media Muller Hinton Agar (MHA), Vankomisin®? sebagai kontrol positif dan basis serum sebagai kontrol negatif. Data diolah menggunakan IBM SPSS 26 for windows.
Penambahan konsentrasi ekstrak etanol daun beluntas pada serum menghasilkan warna lebih pekat dan konsistensi lebih kental, meningkatnya pH sediaan, viskositas sediaan meningkat, dan daya sebar menurun. Ketiga formulasi memiliki daya hambat terhadap bakteri S.aureus karena adanya kandungan senyawa zat aktif (flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin) sebagai antibakteri. Penambahan konsentrasi ekstrak meningkatkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri S.aureus. Setiap kelompok perlakuan memiliki perbedaan signifikan karena nilai signifikan uji oneway anova dan post hoc <0>Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 5,85mm pada variasi konsentrasi ekstrak 12%