Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bagaimana strategi guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  terhadap kemampuan berpikir kritis siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran PPKn di SMA Negeri Gondangrejo, serta (2) mendeskripsikan faktor penghambat bagi guru PPKn dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS pada Mata Pelajaran PPKn di SMA Negeri Gondangrejo. Penelitian ini merupakan penelitian kualittaif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah informan (guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI IPS, guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X dan siswa kelas XI IPS), tempat dan peristiwa (SMA Negeri Gondangrejo), studi dokumentasi (RPP Guru PPKn dan dokumen daftar nilai prestasi siswa dalam mata pelajaran PPKn pada aspek keterampilan diskusi kelompok). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi dokumen, studi pustaka dan penelusuran data online. Teknik uji validitas menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber data. Teknik analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, guru PPKn kelas XI IPS memberikan reward berupa nilai tambahan sebagai bentuk apresiasi bagi siswa yang terlibat aktif dalam diskusi selama kegiatan pembelajaran PPKn dikelas. Kedua, guru PPKn memberikan ulangan harian lisan dan tertulis agar siswa dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan analisisnya dalam bentuk tulisan dan dalam bentuk menyampaikan pendapat. Ketiga guru PPKn memilih dan menentukan metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas XI IPS. Keempat guru PPKn menyiapkan tahapan pembelajaran. Selain itu faktor penghambat strategi bagi guru PPKn dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, faktor internal siswa kurang motivasi dalam menyampaikan pendapat. Sedangkan faktor eksternal yaitu, Pertama jumlah buku paket yang tidak sebanding dengan jumlah siswa, Kedua fasilitas sekolah yang kurang memadai seperti ruang kelas memiliki sirkulasi udara yang kurang, ukuran kelasnya yang belum sesuai dengan kebutuhan, ruang kelas yang panas sehingga mereka tidak mampu berkonsentrasi, tidak ada ruang diskusi yang disediakan pihak sekolah sehingga guru hanya memberikan peningkatan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran di kelas. Ketiga keterbatasan waktu pelajaran karena pelajaran PPKn hanya 2 jam mata pelajaran dalam seminggu, sehingga guru PPKn merasa agak sulit untuk bisa semaksimal mungkin dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.