×
Meningkatnya sektor pariwisata di Bali memicu pergeseran dalam kehidupan dan budaya Bali dengan adanya perpindahan fokus sumber mata pencahariannya untuk meningkatkan akomodasi pariwisata. Sehubungan dengan itu, masyarakat Bali tidak hanya harus mempertimbangkan peningkatan permintaan wisatawan akan fasilitas berwisata namun juga bagaimana dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan untuk menangani dampak yang muncul dari kegiatan pariwisata, seperti permasalahan lingkungan serta mempertahankan esensi budaya lokal. Kebutuhan akan respons terhadap permasalahan tersebut perlu disadari oleh seluruh pihak yang terlibat dalam perkembangan industri pariwisata, baik dari pengelola fasilitas, wisatawan, komunitas maupun masyarakat Bali. Desa Potato Head merupakan sebuah resort dan salah satu fasilitas pariwisata yang berupaya merespons permasalahan tersebut dengan menerapkan sustainability dan zero waste, serta mengenalkan budaya dan komunitas Bali untuk melestarikan budaya lokal. Dalam upayanya, Desa Potato Head melibatkan pengunjung, tamu hotel, komunitas serta masyarakat lokal untuk ikut berpartisipasi secara aktif dengan menerapkan konsep open engagement di dalamnya, yang juga diharapkan dapat menginspirasi dan menjadi bagian dalam membentuk gambaran lifestyle Bali yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami apa itu konsep open engagement dan bagaimana konsep open engagement diterapkan di desain interior ruang publik Desa Potato Head melalui metode kualitatif dengan studi literatur, systematic literature review, Analisa studi lapangan, dokumentasi dan wawancara. Pada tahap systematic literature review yang dilakukan, dari delapan sumber studi literatur yang ditemukan seputar open engagement, dapat dipahami bahwa konsep open engagement dibentuk oleh lima aspek yaitu: social engagement, inclusion, social connectedness, sifat terbuka dan lingkungan yang mendukung atau supportive environment. Kelima aspek tersebut yang kemudian menjadi instrumen dalam meneliti penerapan konsep open engagement dalam empat ruang publik Desa vi Potato Head yang dibahas melalui aspek-aspek interior yang dibagi dalam tiga kategori yaitu: fungsi, struktur dan bahan, serta estetikanya. Hasil yang didapatkan adalah adanya penerapan lima aspek konsep open engagement pada fungsi, struktur dan bahan, serta estetika dalam aspek-aspek interior empat ruang publik yang dibahas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan konsep open engagement pada desain interior ruang publik Desa Potato Head dapat mendukung terciptanya keterlibatan antar pengguna ruang yang bersifat terbuka sehingga hadirnya interaksi aktif yang mendukung tujuan awal yaitu merealisasikan sustainability dan zero waste, serta melestarikan budaya Bali dengan partisipasi aktif dari pengunjung, tamu hotel, tim Desa Potato Head, serta komunitas dan masyarakat lokal.