Permasalahan sampah plastik yang tidak kunjung tuntas dan terus memburuk bahkan jumlahnya yang terus meningkat secara signifikan setiap tahun membawa dampak buruk secara holistik dalam kehidupan manusia. Indonesia bahkan dilaporkan menjadi negara ke-2 dengan pola penanganan sampah plastik terburuk di dunia. Namun, efek yang dirasakan akhir-akhir ini membuat masyarakat sadar akan penggunaan plastik sintetis dan mulai berpindah menuju bio-plastik. Dilaporkan pula terjadi lonjakan permintaan dan produksi bioplastik dunia, dimana 75%-nya digunakan untuk kemasan pangan. Inovasi bioplastik terus berkembang sehingga muncul konsep bionanokomposit film. Oleh karena itu, perlu adanya kajian secara mendalam terkait dengan formulasi dan karakterisasi bio-film berbasis Semi-refined iota karagenan yang merupakan salah satu polisakarida hasil ekstraksi komoditi laut terbesar di dunia yang letaknya di indonesia yaitu rumput laut merah dengan inkorporasi nanopartikel dan minyak atsiri jahe. Penambahan komponen dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik, mekanik, optik, kimia, fitokimia dan biologi dari bionanokomposit film. Pembuatan film bionanokomposit diawali dengan membuat suspensi nanopartikel dengan metode “top-down” menggunakan beads mill, kemudian dilanjutkan dengan memformulasikan dengan semi refined-iota karagenan dan minyak atsiri jahe yang dihomenkan dan dikeringkan menggunakan oven. Hasil dari penelitian menyebutkan penambahan GEO 1% memberikan sifat terbaik dimana stabil terhadap panas, nilai aktivitas antioksidan (IC50) terbaik yaitu 62 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa formulasi bionanokomposit film mampu memperbaiki sifat-sifat film dan penambahan minyak atsiri jahe memberikan potensi pengaplikasian sebagai kemasan aktif.