ABSTRAK

Latar belakang:  Sekitar  hampir separuh  kejadian  kematian anak  dibawah usia 5 tahun disumbang oleh mortalitas pada bayi baru lahir, sebesar (41,6%). Bayi yang tidak memiliki catatan berat lahir masih menjadi masalah di negara berkembang, termasuk Indonesia. Diagnosis dan identifikasi bayi berat lahir rendah (BBLR), bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dan bayi prematur, terutama pada bayi yang tidak lahir di fasilitas kesehatan yang memadai, sangat penting untuk dilakukan terlebih dalam 48 jam pertama kehidupan. Studi ini bertujuan untuk menentukan apakah lingkar betis dapat digunakan untuk mengidentifikasi bayi berat lahir rendah.

Metode: Sebanyak 100 neonatus berusia 0-48jam yang dirawat di ruang perawatan bayi baru lahir di RSUD dr. Moewardi Surakarta antara bulan Mei 2022 sampai dengan Agustus 2022 memenuhi kriteria inklusi dan menjadi subjek penelitian. Data dianalisis menggunakan SPSS 26.0, dengan uji korelasi, receiver operating characteristic (ROC), area under curve (AUC), sensistivitas, spesifitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, dan Iikelihood ratio.

Hasil: Lingkar betis berkorelasi signifikan dengan berat lahir (p<0 r=0,969.>cut off lingkar betis 10,35 cm pada BBLR, memiliki AUC 0,992, sensitivitas 98,0%, spesifisitas 98,0%, serta nilai duga positif sebesar 98,0%, nilai duga negatif 98,0%. Nilai cut off lingkar betis 8,85 cm pada BBLSR, memiliki AUC 0,927, dengan sensitivitas 83,9%. spesifitas 85,7%, nilai duga positif sebesar 98,7%, nilai duga negatif 28,6%.

Kesimpulan: Lingkar betis pada bayi baru lahir dapat digunakan untuk mengidentifikasi bayi berat lahir rendah  pada  neonatus  di  RSUD  dr. Moewardi Surakarta.

ABSTRACT

Background: 

About almost half of the death rate in children under the age of 5 years were contributed by mortality in newborns, amounting to (41.6%). Babies without birth weight records are still a problem in developing countries, including Indonesia. Diagnosis and identification of low birth weight babies (LBW), very low birth weight babies (VLBW) and premature babies, especially in babies who were not born in adequate health facilities, is very important to do in the first 48 hours of life. This study aims to determine whether calf circumference can be used to identify low birth weight babies.

Methods:

A total of 100 neonates aged 0-48 hours who were treated in the newborn care room at dr. Moewardi Hospital Surakarta between May 2022 to August 2022 met the inclusion criteria and became a research subject. Data were analyzed using SPSS 26.0, with correlation tests, receiver operating characteristic (ROC), area under curve (AUC), sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, and likelihood ratio.

Results:

Calf circumference has a significant correlation with birth weight (p<0 r=0.969.>

Conclusion

Calf circumference in newborns can be used to identify neonates with low birth weight.