Latar Belakang : Buruh kerja pabrik merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah kerja. Salah satu masalah yang sering dialami oleh buruh pabrik yaitu produktivitas kerja. Motivasi kerja yang rendah karena terlalu banyaknya tekanan untuk mencapai target kerja dari pihak pabrik membuat pekerja kehilangan semangat dan dorongan untuk bekerja. Status gizi juga mempengaruhi produktivitas kerja. Status gizi lebih atau obesitas menyebabkan seseorang lamban dalam bekerja dan kurang lincah karena mengeluarkan tenaga yang lebih banyak untuk bergerak membawa tubuhnya sehingga produktivitas kerja menurun. Selain itu, kecukupan energi yang lebih dari kebutuhan gizi akan memberikan pengaruh buruk pada kinerja seseorang dimana seseorang akan menjadi obesitas sehingga bekerja kurang lincah, lamban dan mudah mengantuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara motivasi kerja, status gizi, kecukupan energi dan produktivitas kerja pada pekerja di Pabrik X.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional. Populasi penelitian sebanyak 206 orang di salah satu Pabrik daerah Palur Karanganyar. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Subjek yang didapatkan sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi sebesar 136 pekerja. Kuisioner motivasi kerja pada penelitian ini menggunakan MWMS (Multidimentional Work Motivation Scale) yang berisi sejumlah 19 butir soal yang terdiri 6 aspek yaitu amotivation, extrinsic regulation social, extrinsic regulation material, introjected regulation, identified regulation, dan intrinsic motivation. Kecukupan energi diukur dengan Form SQ-FFQ (Semi Kuantitatif Food Frequency Quistionnaire) berisi 156 item bahan makanan. Status gizi dihitung menggunakan timbangan untuk berat badan dan microtoise untuk tinggi badan.. Analisis data pada penelitian ini mengguanakan analaisis jalur (path analysis) menggunakan STATA 14.

Hasil : Motivasi kerja berhubungan langsung dengan produktivitas kerja (?=0,350;p=0,000). Status gizi berhubungan langsung dengan produktivitas kerja (?=-0,217;p=0,011), namun memiliki hubungan terbalik dimana semakin gemuk seseorang maka semakin rendah produktivitas kerja. Kecukupan energi berhubungan langsung dengan produktivitas kerja (?=0,272;p=0,001). Kecukupan energi berhubungan langsung dengan status gizi (?=0,421;p=0,000). Kecukupan energi berhubungan tidak langsung dengan produktivitas kerja melalui mediator status gizi (?=-0,091;p=0,021).

Kesimpulan : Semakin meningkat motivasi kerja dan kecukupan energi maka produktivitas semakin tinggi. Semakin meningkat kecukupan energi semakin meningkat status gizi seseorang. Semakin gemuk seseorang maka produktivitas kerja semakin rendah. Status gizi memediasi variabel kecukupan energi dengan produktivitas kerja.