Latar Belakang: Obesitas merupakan kondisi akumulasi lemak berlebih akibat ketidakseimbangan homeostasis energi dan berdampak negatif pada kesehatan. Penatalaksanaan obesitas dilakukan dengan diet melalui keseimbangan energi negatif dan peningkatan lemak tak jenuh. Alpukat merupakan buah kaya serat dan lemak tak jenuh sedangkan puasa intermiten 5:2 merupakan langkah pembatasan kalori yang efektif. Kombinasi keduanya berpotensi memperbaiki kondisi obesitas sebagai faktor risiko kardiovaskular.

Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intervensi diet alpukat kombinasi puasa intermiten terhadap berat badan, indeks Lee, kadar glukosa puasa, kadar insulin, HOMA-IR, dan HOMA-? pada tikus model obesitas dengan resistensi insulin sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.

Metode: Studi ini adalah studi eksperimen laboratorium dengan design Randomized Controlled Trial Paralel. Subjek dalam studi adalah tikus wistar putih jantan berjumlah 30 ekor yang terbagi atas lima kelompok yakni kontrol negatif/K- (diet standar), kontrol positif/K+ (diet standar + orlistat), ADIF (diet alpukat 3 g kombinasi puasa intermiten 5:2), AD (diet alpukat 3 g), IF (diet puasa intermiten 5:2). Pemodelan hewan coba induksi obesitas dengan resistensi insulin dilakukan dengan pendekatan diet High Fat High Fructose (HFHFr) 60% energi dari lemak selama empat minggu. Intervensi diet alpukat dilakukan setiap hari non puasa sebagai makanan tambahan dan puasa dilakukan pada hari ke-2 dan ke-5. Intervensi dilakukan selama selama enam minggu. Data dilakukan analisis dengan uji statistik Paired T-Test atau Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh perbedaan sebelum dan setelah intervensi. Uji statistik One Way Anova atau Kruskal Wallis kemudian dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.

Hasil: Terdapat pengaruh berbagai intervensi diet (AD, IF, ADIF) terhadap obesitas terkait risiko penyakit kardiovaskular. Intervensi diet AD, IF, dan ADIF secara terpisah menurunkan indeks Lee, kadar glukosa puasa, HOMA-IR, dan HOMa- ?. Intervensi ADIF merupakan kelompok paling efektif menurunkan indeks Lee (-38,84 ± 3,79 g/cm3), kadar glukosa puasa (-54,23 ± 5,1 mg/dL), nilai HOMA-IR (-1,57 ± 0,21), dan meningkatkan nilai HOMA-? (168,28 ± 26,52) dengan signifikansi masing-masing p=<0>

Kesimpulan: Intervensi diet alpukat 3 g kombinasi puasa intermiten 5:2 (ADIF) memperbaiki marker metabolik pada model tikus obesitas dengan resistensi insulin sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.